Bisnis.com, JAKARTA - Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) menilai prospek properti di DKI Jakarta masih akan terus tumbuh meski Ibu Kota Negara dipindah ke Provinsi Kalimantan Timur.
Wakil Ketua Umum DPP REI Hari Ganie menyatakan bahwa pihaknya telah menggelar pertemuan dengan Bappeda DKI terkait dengan masa depan Jakarta setelah ibu kota dipindahkan dalam beberapa tahun ke depan.
Dari segi properti, Gani menilai bahwa prospek pengembangan properti DKI Jakarta tak akan tergantikan mengingat 70 persen bisnis properti berada di Jakarta dan sekitarnya.
"Jakarta itu terlalu besar dan tak bisa digantikan dengan mudah dalam tempo puluhan tahun meskipun ibu kota dipindah," kata dia kepada Bisnis, Selasa (10/3/2020).
Menurut Hari, Jakarta akan terus berkembang karena telah memiliki semua aspek penunjang yang lengkap seperti adanya pelabuhan, bandara, pusat perbelanjaan, hingga kegiatan MICE.
Lagi pula, imbuh dia, Pemda DKI juga saat ini tengah melakukan sejumlah perbaikan infrastruktur dan masalah lainnya melalui konsep urban regeneration dengan anggaran senilai Rp571 triliun untuk 10 tahun ke depan pasca-status ibu kota pindah.
Baca Juga
"Dengan begitu, properti akan terus berkembang di sini, malah tinggal bagaimana Jakarta ini dengan pindahnya fungsi pemerintahan itu ada sedikit napas karena menata Jakarta akan lebih gampang," tutur dia.
Hari juga mengaku bahwa Jakarta bisa mencontoh kota lain seperti Kuala Lumpur, Malaysia dan Melbourne, Australia, yang tak jadi lebih buruk setelah status ibu kota masing-masing negara dipindahkan.
"Jadi, properti itu sangat tergantung dari kondisi ekonomi makro, jika kondisi ekonomi makro Jakarta tetap bagus maka properti akan bagus juga," ujar dia.