Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah pertumbuhan energi global, secara mengejutkan emisi karbondioksida dari sektor kelistrikan turun 2 persen.
Data analis listrik Dave Jones yang dihimpun Antara di Jakarta, menyebutkan bahwa hal itu terjadi akibat turunnya penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara secara global sebesar 3 persen dan angka penurunannya merupakan yang terbesar sejak 1990.
Konsumsi batu bara di PLTU kawasan Uni Eropa dan AS mengalami penurunan, tetapi pada saat bersamaan di China konsumsinya meningkat. Data ini pun menunjukkan China bertanggung jawab atas setengah dari kapasitas instal PLTU di seluruh dunia.
Penelitian ini berasal dari panel ahli Tinjauan Sektor Kelistrikan Uni Eropa selama enam tahun terakhir - analisis definitif mengenai transisi energi (listrik) di Eropa.
Data menunjukkan jatuhnya konsumsi batu bara belum menjadi kondisi "normal baru" yang mengartikan usaha membatasi percepatan laju perubahan iklim dengan menahan peningkatan suhu 1,5 derajat dinilai masih sangat sulit.
Penurunan konsumsi batu bara pada 2019 tergantung kepada banyak faktor. Kemajuan dalam mengurangi pemakaian PLTU batu bara memang terlihat ada kemajuan namun belum cukup kuat dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
Baca Juga
Pembangkit listrik tenaga angin dan matahari di seluruh dunia memperlihatkan tren naik 15 persen pada 2019 dan menghasilkan 8 persen dari suplai listrik dunia.
Di sisi lain, laju pertumbuhan 15 persen dari pembangkit listrik tenaga angin dan surya diperlukan setiap tahun untuk memenuhi target Kesepakatan Perjanjian Iklim Paris.
Sejak 2007, emisi CO2 dari pembangkit listrik turun 19-32 persen, sedangkan Uni Eropa lebih besar lagi pada 43 persen.
KONDISI INDONESIA
Permintaan listrik tumbuh melambat di negara OECD, namun pertumbuhan masih berlangsung khususnya di negara berkembang seperti Vietnam dan Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara Asia yang memiliki tingkat pertumbuhan pemakaian batu bara cukup tinggi pada 2019 atau sebesar 11 persen. Setidaknya jika dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia 5 persen dan Filipina 12 persen.
Kapasitas PLTU Batu bara Vietnam tumbuh 34 persen, meskipun saat bersamaan terdapat lonjakan besar dalam kapasitas surya yang dibangun di Vietnam.