Bisnis.com, JAKARTA – Industri daur ulang dan pengelolaan sampah dihadapkan tantangan minimnya pendanaan dalam mengembangkan usaha.
Hal tersebut tercermin dalam nilai rata-rata iuran yang dibayarkan terkait jasa kebersihan per rumah tangga. Sebuah firma investasi, Circulate Capital menyatakan rencana investasi pada industri daur ulang saat ini baru mencapai US$20 juta.
Padahal, Circulate Capital menyebut industri daur ulang lokal perlu menyerap investasi sekitar US$200 juta - US$800 juta untuk membangun infrastruktur industri tersebut seperti fasilitas pemilahan dan lainnya.
CEO Circulate Capital Rob Kaplan menyatakan pihaknya berencana untuk menanamkan dana sekitar US$106 juta pada 20-30 unit industri kecil dan menengah dalam rantai pasok pengelolaan sampah.
Nantinya, Circulate Capital mendapatkan pendanaan dari PepsiCo Inc., Dow Inc., Proctre & Gamble Inc., The Coca-Cola Company, Unilever, Chevron Phillips Chemical Company LLC, dan Danone.
Firma ini juga akan mendanai IKM pengelolaan sampah yang memiliki fokus bisnis di bidang logistik, agregator, manufaktur, dan daur ulang. Namun demikian, Rob berujar pihaknya saat ini cenderung menanamkan uang di IKM daur ulang.
Baca Juga
"Kami coba tanamkan US$2 juta-US$10 juta per IKM. [Di Indonesia] ada dua IKM yang hampir selesai investasinya. Kami berharap membawa investor lain [ke Indonesia]," ucapnya.
Rob berujar pihaknya memilih Indonesia sebagai salah satu negara untuk berinvestasi lantaran langkah pemerintah yang mulai serius dalam pengelolaan sampah.
Menurutnya, pemerintah perlu berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah yang dapat menelan dana hingga miliaran dolar Amerika Serikat.
"Kami sadar ada jurang [investasi pada manajemen pengelolaan sampah] yang besar dan kami memiliki strategi. Kami mengatakan [bahwa] kami ingin berkolaborasi [dengna IKM lokal]," ujarnya.