Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah, Ternyata Sistem Perkabelan Boeing 737 Max Tidak Sesuai Standar

Pada Jumat pekan lalu (6/3/2020), FAA memberi tahu perusahaan bahwa kegagalan kabel berpotensi memicu kecelakaan fatal pada 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang dan mendorong larangan terbang ke seluruh dunia mulai Maret 2019.
Logo Boeing/Reuters
Logo Boeing/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Regulator penerbangan AS Federal Aviation Administration (FAA) telah menyampaikan peringatan kepada Boeing Co. terkait dengan sistem perkabelan pada pesawat 737 Max yang tidak memenuhi standar karena ancaman korsleting berbahaya.

Keputusan ini bisa jadi memicu penyesuaian yang mahal ketika perusahaan tengah berusaha untuk kembali mengoperasikan dan memproduksi jet ini.

Pesawat ini tercatat pernah mengalami dua kali tragedi mengenaskan, salah satunya yang digunakan Lion Air untuk mengangkut 189 penumpang dan jatuh di perairan Karawang, akhir 2018 lalu.

Selama audit terhadap perusahaan tahun lalu ditemukan bahwa, pesawat itu bisa mengalami hal yang berbahaya dan berpotensi mengalami kegagalan terbang jika beberapa bundel kabel pada badan pesawat bersentuhan satu sama lain dan memicu korsleting.

Namun, Boeing berpendapat kabel itu hampir mirip dengan model pendahulu dari 737 dan tidak pernah mengalami masalah berbahaya.

Pada Jumat pekan lalu (6/3/2020), FAA memberi tahu perusahaan bahwa kegagalan kabel berpotensi memicu kecelakaan fatal pada 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang dan mendorong larangan terbang ke seluruh dunia mulai Maret 2019.

"Kami tetap dalam diskusi yang sedang berlangsung dengan FAA. Terlepas dari finalisasi penentuan hal ini, perkiraan kami bahwa Max dapat terbang pada pertengahan tahun, tidak berubah," kata Boeing dalam sebuah pernyataan, dilansir Bloomberg, Senin (9/3/2020).

Aturan AS mengatur pembuatan pesawat membutuhkan pemisahan dari kabel yang bisa mengalami hubungan arus pendek atau korsleting. Pejabat FAA telah menyimpulkan bahwa kabel Max saat ini tidak memenuhi standar. Peraturan dibuat setelah kecelakaan pesawat yang terjadi dipicu oleh masalah dengan kabel.

Kemarin, FAA mengeluarkan pernyataan yang tidak secara langsung menggambarkan diskusi dengan pembuat rencana. "Pabrikan harus menunjukkan kepatuhan dengan semua sertifikasi standar," katanya.

Agensi terus bekerja dengan Boeing untuk mengatasi hal ini dan tidak akan mengizinkan pesawat untuk kembali ke terbang sampai saatnya tiba. Keputusan itu dapat memundurkan jadwal terbang komersial bagi 800 pesawat Max yang sejauh ini sudah diproduksi.

Sementara itu, pekan ini menandai peringatan satu tahun jatuhnya 737 Max diterbangkan oleh Ethiopian Airlines Group, sebuah tragedi yang diklaim menewaskan 157 nyawa. Pada akhir 2018, penerbangan Lion Air dengan pesawat 737 Max jet membawa 189 penumpang dan kru jatuh ke perairan Karawang dan menewaskan semua penumpang.

Kini prioritas Boeing adalah mengembalikan Max ke lapangan terbang karena biaya keterlambatan naik hingga miliaran dolar. Namun di tengah kekusutan ini, Chief Executive Officer Dennis Muilenburg kehilangan dipecat karena isu perselingkuhan. CEO baru Dave Calhoun dalam beberapa hari terakhir menyatakan penyesalan dan mengkritik pendahulunya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper