Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Karena Corona, Ekspor Sritex Diproyeksi Meningkat

Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex) Iwan Setiawan Lukminto mengatakan menilai permintaan baik-baik saja saat ini. Pihaknya berhasil mengganti permintaan dari China.
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (dari kiri), Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Presdir PT Sritex Tbk Iwan Setiawan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekan tombol saat peresmian perluasan Pabrik PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (21/4)./Mohammad Ayudha
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (dari kiri), Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Presdir PT Sritex Tbk Iwan Setiawan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekan tombol saat peresmian perluasan Pabrik PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (21/4)./Mohammad Ayudha

Bisnis.com, JAKARTA – PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menyatakan mendapatkan pasar ekspor baru seiring adanya wabah virus corona yang memengaruhi pasokan bahan baku tekstil dari China.

Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex) Iwan Setiawan Lukminto mengatakan menilai permintaan baik-baik saja saat ini. Pihaknya berhasil mengganti permintaan dari China.

"Pembeli yang pesan di China tidak mendapat pasokan, kami berhasil mengisi posisi tersebut. Jadi demand ekspor yang meningkat," katanya, Senin (9/3/2020).

Adapun pasar ekspor baru yang dibidik perseroan saat ini yakni Amerika Serikat dan Amerika Selatan. Sementara komposisi pasar ekspor saat ini 60 persen dan domestik 40 persen.

Sementara itu, Corporate Communications Sritex Joy Citra Dewi menambahkan permintaan yang masih stabil dengan mayoritas dari jenis garmen khususnya untuk jelang Lebaran.

Dengan demikian, perseroan masih optimistis target pertumbuhan bottom line dan top line tahun itu berkisar antara 6 persen – 8 persen.

DAYA BELI

Di sisi lain, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai isu pelemahan daya beli masyarakat sudah dirasa sejak lama, tetapi merebaknya isu yang berkembang seperti virus corona dinilai semakin menciutkan permintaan di industri.

Sekretaris Jenderal API Rizal Rakhman mengatakan meski belum mendapat data akurat terkait sektor yang memiliki permintaan naik tetapi saat ini masyarakat dirasa masih belum memprioritaskan pembelian tekstil dan produk tekstil (TPT).

"Sejak akhir Januari memang semakin melemah permintaan, juga dengan sudah ada yang mengumumkan mulainya periode Ramadan, permintaan tidak seramai biasanya,” katanya

Rizal mengatakan wabah virus corona juga memberikan keuntungan bagi industri tekstil dalam negeri. Pasalnya, utilitas pabrikan tekstil dapat ditingkatkan.

Namun demikian, Rizal masih belum dapat meramalkan pertumbuhan produksi industri TPT nasional. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh kondisi perekonomian nasional dan global yang masih labil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper