Bisnis.com, JAKARTA – Wabah virus corona (Covid-19) memaksa sejumlah negara mengeluarkan kebijakan fiskal untuk menangkal dampak terhadap perekonomian, tak terkecuali Indonesia.
Secara total, kebijakan fiskal senilai lebih dari US$54 miliar digelontorkan atau sedang dipertimbangkan untuk melawan dampak virus. Jenis kebijakannya pun beragam, mulai dari keringanan pajak, keringanan pinjaman, hingga pemberian dana bantuan.
Terakhir, senat AS menyetujui emergency supplemental package sebagai respons antisipasi mewabahnya virus yang berasal dari Wuhan, China, tersebut.
Bank Dunia secara terpisah telah mengalokasikan dana bantuan untuk penanggulangan dampak virus senilai US$12 miliar untuk negara-negara berkembang.
Berikut ini adalah daftar negara-negara yang telah mengumumkan rencana kebijakan, seperti dikutip Bloomberg:
China
Baca Juga
Pemerintah mengisyaratkan kebijakan fiskal yang "lebih proaktif", di samping langkah-langkah yang telah diambil oleh otoritas untuk meredam perlambatan ekonomi dan mendukung pasar keuangan
Langkah-langkah tersebut termasuk pemotongan pajak bertahap, peningkatan kuota obligasi khusus pemerintah daerah, serta peningkatan transfer fiskal dari pemerintah pusat ke daerah-daerah yang dilanda virus lokal
Jepang
Perdana Menteri Shinzo Abe telah untuk mengambil langkah-langkah ekonomi tambahan jika diperlukan. Sementara itu, penasihat ekonomi untuk PM mengatakan pemerintah mempertimbangkan untuk mengalokasikan pengeluaran tambahan senilai 5 triliun yen (US$47 miliar) untuk meredam dampak Covid-19.
Korea Selatan
Pemerintah Korsel mengalokasikan anggaran khusus senilai 11,7 triliun won (US$9,9 miliar) untuk membantu respons medis, bisnis, rumah tangga. Selain itu, pemerintah juga mengumumkan keringanan pajak dan subsidi sewa pada 28 Februari lalu.
Australia
Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan pemerintah sedang bersiap untuk mengalokasikan miliaran dolar Australia untuk membantu bisnis mengatasi dampak dari virus corona
Indonesia
Pemerintah memberikan paket stimulus senilai Rp10,3 triliun yang termasuk insentif fiskal, hibah kepada pemerintah daerah, dan dorongan untuk dana jaminan sosial
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah sedang juga tengah memformulasikan insentif fiskal kedua. Hanya saja, sektor yang disasar atas insentif fiskal tersebut masih digodok. Begitu juga dengan mekanisme penyaluran insentif tersebut.
"Nanti, kalau sudah diumumkan kita sampaikan. Pokoknya nanti kalau sudah selesai, kami sampaikan," katanya, Kamis (5/3/2020).
Thailand
Pemerintah Thailand mempertimbangkan stimulus khusus senilai lebih dari 100 miliar baht (US$3,2 miliar), termasuk pinjaman lunak, keringanan pajak untuk meningkatkan pasar saham, dan pemberian uang tunai
Singapura
Pemerintah mengalokasikan anggaran tahunan senilai USS$ 6,4 miliar (US$4,6 miliar) sebagai penanggulangan atas dampak penyebaran Covid-19 terhadap bisnis dan konsumen.
Dari jumlah tersebut, S$ 800 juta merupakan pengeluaran khusus untuk memerangi virus, yang sebagian besar akan disalurkan ke Kementerian Kesehatan.
Hong Kong
Paket bantuan senilai HK$ 120 miliar (US$15 miliar) diumumkan dalam anggaran tahunan, termasuk pembayaran seniolai HK$ 10.000 untuk setiap penduduk tetap berusia di atas 18 tahun.
Malaysia
Pemerintah mengalokasikan 20 miliar ringgit ($ 4,8 miliar) dalam paket stimulus khusus yang difokuskan untuk membantu sektor bisnis, terutama pariwisata. Paket stimulus tersebut juga termasuk penurunan premi pensiun minimum, perpanjangan pembayaran pajak, serta peningkatan infrastruktur.
Italia
Pemerintah Italia telah mengalokasikan 7,5 miliar euro (US$8,4 miliar). Menteri Keuangan Roberto Gualtieri mengatakan paket stimulus akan disajikan minggu depan yang akan digunakan untuk menunda pembayaran pinjaman dari perusahaan yang terkena virus, sumber daya untuk kesehatan, dan layanan darurat.
Prancis
Pemerintah ingin meringankan beban sosial dan pajak untuk bisnis seperti restoran, hotel, dan perusahaan bus, serta jaminan pinjaman untuk UKM.
Amerika Serikat
Senat AS menyetujui emergency supplemental package senilai US$7,8 miliar sebagai respons terhadap wabah Covid-19 dan akan segera diteruskan ke Gedung Putih. Presiden Donald Trump mengatakan rencana itu adalah 'berita besar'.