Bisnis.com, JAKARTA–Dicoretnya Indonesia dari daftar negara berkembang oleh AS berpotensi menekan daya saing produk ekspor Indonesia.
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan ketika Indonesia dikategorikan sebagai negara berkembang, maka Tanah Air dapat menikmati sejumlah insentif dan relaksasi dalam melakukan ekspor baranya ke AS.
"Relaksasi yang kita terima kemungkinan besar itu bisa dihilangkan," kata Rosan, Senin (24/2/2020).
Rosan berharap pemerintah dapat melobi AS agar relaksasi yang dinikmati oleh Indonesia selama ini bisa tetap dipertahankan.
Meski demikian, Rosan mengatakan bahwa pihaknya selaku pengusaha telah mengantisipasi perubahan status tersebut.
"Ini membuat kami semua waspada bahwa tidak bisa hanya mengharapkan pada suatu kebijakan yang bisa berubah setiap saat," kata Rosan.
Baca Juga
Rosan mencontohkan ketika Eropa memutuskan untuk tidak membeli produk sawit dari Indonesia, dunia usaha pun mengupayakan untuk mencari pasar baru dalam rangka menampung sawit tersebut.
"Misal di Turki, saya dengar tadinya Turki beli sawit US$360 juta, dua tahun kemudian menjadi US$5 juta," kata Rosan.