Bisnis.com, BANDA ACEH - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan pembangunan dan pemeliharaan jalan arteri nasional di Lintas Timur, Barat dan Lintas Tengah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan proyek tersebut bertujuan, untuk memangkas biaya logistik agar daya saing produk Indonesia meningkat dan meningkatkan konektivitas antarpusat pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatra.
Menurutnya, peningkatan aksesibilitas serta konektivitas jaringan infrastruktur jalan dilakukan untuk memberikan kelancaran, keselamatan, keamanan, juga kenyamanan perjalanan pengendara.
“Akses jalan yang semakin baik akan menunjang perekonomian masyarakat di kawasan sekitar,” katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Minggu (23/2/2020).
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto mengatakan setiap tahunnya Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) I Banda Aceh rutin mengalokasikan anggaran untuk preservasi jalan sebagai upaya menjaga kondisi jalan tetap dalam keadaan mantap.
"Berdasarkan survei kondisi jalan pada akhir 2019 lalu, 96,25 persen jalan nasional di Provinsi Aceh dalam keadaan mantap dari total panjang 2.102 kilometer," jelasnya
Baca Juga
Sementara itu, Kepala BPJN I Banda Aceh Kementerian PUPR Elvi Roza mengatakan selain melakukan preservasi jalan di Provinsi Aceh, BPJN I Banda Aceh juga tengah memulai pembangunan dua ruas jalan nasional yang menghubungkan daerah Jantho-Keumala dengan panjang 38,91 kilometer dan Geumpang-Pameu dengan panjang 59,6 kilometer.
Dua ruas jalan tersebut merupakan bagian jalan yang belum tersambung di Jalur Lintas Tengah Aceh sepanjang 444,38 kilometer dan memiliki peranan penting agar jalur lintas tengah Aceh dapat tersambung seluruhnya tanpa terputus.
"Selama ini pengendara dari wilayah Pameu atau Jantho menuju Pidie harus memutar berpindah dari Lintas Tengah lewat Lintas Timur Aceh terlebih dulu, sehingga harus menempuh perjalanan lebih jauh," ujar Elvi.
Lebih lanjut, imbuhnya, pada tahun 2020 telah teralokasi anggaran sebesar Rp10,45 miliar di ruas Jantho-Keumala untuk pembentukan badan jalan baru sepanjang 2,6 km. Sedangkan untuk ruas Geumpang-Pameu dialokasikan anggaran sebesar Rp80 miliar untuk pembentukan badan jalan baru sepanjang 15 km dari arah Geumpang dan sepanjang 14 km dari arah Pameu.
"Sebagian jalan sudah terbuka dan sebagian lagi masih berupa hutan yang melewati Gunung Leuser ," ujarnya.
Menurutnya, diperkirakan kebutuhan anggaran untuk dapat menyelesaikan pembangunan jalan nasional pada dua ruas tersebut sebesar Rp855,65 miliar dengan target pengerjaan hingga tahun 2024.
"Saat ini tengah dalam proses lelang untuk pekerjaan. Untuk tahun 2020 ini alokasi anggaran masih berupa tahun tunggal, diharapkan pada 2021 dapat dilakokasikan sisa kebutuhan anggaran dengan kontrak pekerjaan tahun jamak atau multi years contract," katanya.
Selain pembangunan dan preservasi jalan nasional, dari tahun 2018-2019 di Provinsi Aceh juga telah dibangun sebanyak lima jembatan gantung.
Jembatan tersebut yaitu Jembatan Gantung Gunung Setan (96 meter) pada 2018 senilai Rp2,66 miliar, Jembatan Gantung Tanjung Dalam (72 meter) pada 2018 senilai Rp2,13 miliar, Jembatan Gantung Pante Kala (60 meter) pada 2018 senilai Rp1,8 miliar. Sementara pada tahun 2019 dibangun dua jembatan gantung yakni Jembatan Alur Ngiang (60 meter) senilai Rp1,94 miliar dan Jembatan Geunie (42 meter) senilai Rp1,37 miliar .
Elvi menambahkan pada tahun 2020 menurut rencana akan dibangun dua jembatan yakni Jembatan Dusun Mulo sepanjang 60 meter dengan anggaran Rp2,7 miliar di Kabupaten Gayo Lues dan Jembatan Gampong Teungoh sepanjang 96 meter dengan anggaran Rp4 miliar di Kabupaten Aceh Selatan.