Bisnis.com, JAKARTA - Pengembangan dan penambahan jumlah acara di Indonesia menjadi salah satu solusi untuk mengurangi tekanan akibat efek negatif wabah virus corona.
Seperti diketahui, industri meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) pada tahun ini diperkirakan lebih buruk dibandingkan 2019 kemarin dan 2018. Penyebabnya, tak lain karena virus corona atau COVID-19 yang sudah didapuk sebagai penyakit global yang menyerang banyak negara, termasuk Singapura.
Ketua Ikatan Cendekia Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azhari menuturkan sebetulnya prediksi penurunan MICE pada tahun ini bisa dicegah dengan pengembangan event.
“Seharusnya yg dikembangkan adalah event. Karena event tersebut terdiri atas MICE industri dan MICE nonindustri. Nah, yang MICE nonindustri jauh lebih besar peluangnya dan dampaknya seperti festival, fashion show dan lainnya,” kata Azril, Minggu (23/2/2020).
Menurutnya, pengembangan event tersebut dianggap mampu meraup lebih besar aktivitas dan mengembangkan daya tarik wisatawan.
Adapun, Ketua ICCA Indonesia Raty Ning memprediksi industri MICE pada 2020 ini akan lebih buruk dibandingkan tahun sebelumnya karena dampak virus corona atau COVID-19.
Baca Juga
Menurutnya, secara statistic, seharusnya kondisi MICE Indonesia sudah semakin baik, karena memang dari segi non government atau swasta sangat gencar melakukan MICE. Selain itu, MICE lokal juga sebetulnya sangat banyak dalam jangka panjang.
Kendati, adanya virus corona atau COVID-19 rupanya membuat banyak MICE yang akan dilakukan pada tahun ini terpaksa dibatalkan.
“Memang tadi disebut pameran dan lainnya sudah dikurangi 50% sampai Mei. Jadi memang keadaannya begitu, yang harus kita gencarkan yang lokal. Meskipun kalau company punya meeting 50 orang, ya sudah jangan meeting di Jakarta, kita meeting di Yogjakarta yuk atau di Bali. Sekalian jalan-jalan kan kalau gitu,” kata Raty.
Raty menuturkan sebab itu untuk menggairahkan MICE dalam negeri sebagai penopang MICE-MICE asing yang batal masuk di Indonesia, ICCA menggelar ICCA Indonesia Forum 2020.
“Oh iya, kalau kita bikin ini minggu depan, memang mayoritas peserta kita dari stakeholder dalam negeri, tapi kita juga undang speaker dari negara lain, mereka datang mereka juga anggota ICCA. Mereka lihat bahwa di tempat lain lagi sepi, kita berani lakukan gebrakan. Jadi menurut saya ini impactnya positif, dan Indonesia terlihat serius, bukan hanya datang sebagi peserta tapi kita mulai lagi menggenjot industri MICE kita,” kata Raty.
Dalam hal ini, pihaknya tengah memetakan destinasi yang layak dijadikan sebagai MICE baik skala kecil, menengah dan besar. Beberapa daerah yang saat ini potensial sebagai lokasi MICE adalah Bali, Jakarta, Surabaya dan Medan.
“Misalnya kalau bikin event di atas 150.000 bisa di Bali atau Jakarta. Kalau skala 30.000 bisa di Medan atau Surabaya.”