Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kelesuan pasar properti khususnya subsektor apartemen, sejumlah pengembang memilih strategi untuk meningkatkan portofolio produk rumah tapak yang potensi pasarnya masih
Direktur PT Ciputra Development Harun Hajadi mengatakan bahwa pihaknya saat ini masih terus melanjutkan pembangunan rumah tapak menyusul minat pasar yang kian meningkat.
Dia menyatakan pihaknya saat ini masih melanjutkan beberapa proyek rumah tapak yang sudah berjalan, misalnya proyek Citraland Driyorejo CBD di Gresik, Jawa Timur.
Pengembangan lanjutan proyek rumah tapak di kawasan itu menyusul penyelesaian tahap pertama yang diluncurkan sejak Juli tahun lalu dan ludes terjual.
"Tahun ini tidak berubah [untuk pembangunan rumah tapak], malah ada produk baru Citraland Driyorejo. Ini masih dalam tahap pembangunan untuk yang kita luncurkan itu," kata Harun saat dihubungi, Rabu (19/2/2020).
Kawasan Citraland Driyorejo CBD berdiri di atas lahan seluas 12 hektare yang terdiri dari 412 unit rumah serta dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya. Hunian ini menyasar segmen kelas menengah dengan tawaran harga mulai dari Rp700 jutaan.
Baca Juga
Harun tidak memperinci berapa nilai investasi yang digelontorkan perusahaan untuk mengembangkan kawasan tersebut. Hanya saja, pembangunan rumah tapak menjadi salah satu perhatian Ciputra Group sepanjang tahun ini.
Menurut Harun, setiap tahunnya ada sekitar 10.000 rumah tapak yang dibangun oleh Ciputra Group. Meskipun demikian, dia tidak menyebutkan mana saja proyek terbaru rumah tapak yang dikembangkan Ciputra Group.
"Perumahan Ciputra, kan, dari Medan yang paling barat, sampai ke Ambon yang paling timur, hampir semuanya adalah rumah tapak. Nah, itu lebih dari sepuluh ribu [unit hunian] setiap tahun," ujarnya.
Pengembang lain, AKR Land Development juga terus mengembangkan kawasan hunian Kawanua Emerald City dan Grand Kawanua International City, di Manado, Sulawesi Utara, yang saat ini masih dalam tahap pembangunan.
Commercial and Business Development Director AKR Land Alvin Andronicus mengatakan bahwa pada tahun ini AKR masih fokus pada pengembangan kedua proyek tersebut sehingga belum ada proyek baru yang akan dirilis dalam waktu dekat ini.
"Proyek rumah tapak terbaru masih tetap di Manado, kita kembangkan terus," ujar Alvin.
Dia mengatakan kedua proyek properti itu dikembangkan di atas lahan seluas 200 hektare, sehingga proses pengembangannya diperkirakan akan membutuhkan waktu yang cukup panjang.
Alvin menyebutkan sejauh ini sudah ada tiga klaster yang diluncurkan untuk Kawanua Emerald City (KEC). Berdasarkan catatan Bisnis, investasi awal untuk KEC kurang lebih sekitar Rp400 miliar.