Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan Red Bull naik drastis pada 2019, bahkan pembuat minuman energi asal Austria diperkirakan menjual satu kaleng minuman kepada hampir setiap orang di dunia.
Dilansir melalui Bloomberg, rekor penjualan melonjak mencapai 7,5 miliar kaleng di seluruh dunia sepanjang tahun lalu, didorong oleh pertumbuhan di pasar negara berkembang seperti Brasil, India dan Afrika.
"Pendapatan meningkat 9,5 persen menjadi 6,1 miliar euro atau senilai US$6,6 miliar," ujar brand yang sering menjadi sponsor olahraga ekstrim ini, seperti dikutip pada Selasa (18/2).
Perusahaan tidak mengungkapkan tingkat keuntungan, tetapi situs mereka mengatakan bahwa profit ikut mencapai rekor baru, para miliarder pemilik Red Bull diperkirakan dapat mencetak kesuksesan yang sama tahun ini.
Pada 2019, perusahaan membagikan lebih dari setengah miliar euro laba kepada pemegang saham.
Awalnya, pengusaha Thailand Chaleo Yoovidhya bekerjasama dengan ahli pemasaran Austria Dietrich Mateschitz pada 1987 setelah Mateschitz menemukan minuman energi yang dijual oleh perusahaan Chaleo sambil mencari cara untuk mengatasi jet lag dalam perjalanan bisnis.
Dipegang erat dimiliki oleh keluarga Mateschitz dan Yoovidhya, dan keduanya menjadi miliarder berkat minuman tonik yang mereka ciptakan.
Mateschitz adalah orang terkaya di Austria dengan kekayaan US$12,4 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Laporan penjualan terkini berarti perusahaan yang berbasis di Fuschl, Austria ini menjual rata-rata lebih dari 20 juta kaleng Red Bull setiap hari pada 2019 atau sekitar 850.000 kaleng setiap jam.
Pertumbuhan tercepat di India, dengan penjualan naik 37%, 30% kenaikan di Brasil dan 25% di Afrika.