Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengemukakan wabah virus corona (COVID-19) yang menyerang China sejak akhir Desember turut memicu pelemahan ekspor Indonesia pada awal tahun.
Adapun, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja total ekspor Januari 2020 tercatat turun 7,16 persen secara bulanan dari Desember 2019 menjadi US$13,41 miliar.
"Memang ada dampak dari virus ini. Ekspor impor ada sedikit perlambatan," kata Agus saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (17/2/2020).
Menyikapi kondisi ini, Agus menyatakan bahwa dia masih akan melakukan pemantauan terkait dengan perkembangan kondisi global dalam sebulan. Dia mengatakan pemerintah bakal menyiapkan sejumlah kebijakan demi menjaga kinerja ekspor dan mencegah terjadinya peningkatan defisit neraca perdagangan nasional.
"Ini kita bicara situasinya dahulu, langkah apa yang harus diambil. China ini sangat berpengaruh sekali terhadap neraca kita," ujarnya.
BPS mencatat nilai ekspor pada Januari 2020 mencapai US$13,41 miliar, lebih rendah dari posisi Desember 2019 yang mencapai US$14,45 miliar. Sementara itu, nilai impor pada Janurai 2020 tercatat berada di angka US$14,28 miliar, turun 1,6 persen dibandingkan dengan realisasi impor pada Desember 2019 sebesar US$14,51 miliar.
Baca Juga
Dengan kondisi tersebut, defisit perdagangan Indonesia selama pada Januari 2020 berjumlah US$860 juta, lebih rendah dibandingkan defisit pada Januari 2019 yang mencapai US$1,06 miliar.
Dilihat dari negara tujuan, ekspor ke China tercatat mengalami penurunan terdalam dengan nilai mencapai US$211,9 juta. Hal ini pun tercermin dari defisit neraca perdagangan nonmigas kedua negara yang turun dari US$2,4 miliar pada Desember 2019 menjadi US$1,83 miliar.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto tak banyak memberi komentar kala ditanyai soal kinerja dagang pada awal tahun. Dia hanya menyatakan bahwa target untuk mencapai surplus perdagangan merupakan hasil dari kerja jangka menengah, alih-alih jangka pendek.
"Kan kita bekerja jangkanya menengah, bukan jangka pendek, ya," kata Airlangga.