Bisnis.com, Mataram - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mendorong penggunaan olahan sampah (pelet) menjadi subtitusi bahan bakar pembangkit.
Penggunaan pelet sampah diterapkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang berkapasitas 3 x 25 Megawatt (MW), Lombok Barat.
Pelaksana Harian Manager PLTU Jeranjang, Nandang Safrudin mengatakan olahan sampah dalam bentuk pelet setara dengan batu bara kalori rendah yang digunakan untuk bahan bakan pembangkit.
"Kami sudah lakukan riset dan uji coba, khususnya untuk mengukur optimasi substitusi peletnya. Hasilnya antara 3 - 5, namun memang paling optimal ada di 3 persen," ujarnya di sela-sela paparan mengenai kondisi terkini PLTU Jeranjang, Selasa (11/2/2020).
Ketika operasional secara penuh, PLTU Jeranjang memerlukan 200 ton batu bara per jamnya sebagai bahan bakar. Dengan substitusi sebesar 3 persen, maka dibutuhkan 600 kilogram pelet setiap jam sebagai pengganti batu bara.
Untuk memastikan ketersediaan pelet guna kebutuhan PLTU Jeranjang, PLN saat ini telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTB melakukan pendampingan kepada pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok untuk mengubah sampah menjadi pelet.
Baca Juga
"Tantangan kami memang menjaga ketersediaan pelet. Oleh karena itu kami bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk melakukan pendampingan," katanya.
Dia menambahkan, sasaran pemanfaatan olahan sampah ini tidak hanya bertujuan untuk menurunkan biaya produksi listrik, tetapi juga sebagai alternatif solusi penanganan sampah daerah dan upaya memberdayakan masyarakat.
"Dengan olahan ini sampah bisa bernilai, masyarakat juga bisa punya penghasilan tambahan. Jadi ekonomi masyarakat sekitar juga meningkat," tambah Nandang.
Selain itu, pemanfaatan sampah menjadi energi ini juga menjadi alternatif solusi penanganan sampah di daerah.
PROSES PEMBUATAN PALET
Proses pembuatan palet tergolong sederhana. Mulanya, sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok dikumpulkan dalam bak, lalu dimasukkan cairan bio activator untuk dilakukan proses peuyeumisasi, kemudian sampah dijemur hingga kering.
Setelah itu, sampah dimasukkan ke mesin pencacah dan tahap akhir melalui proses peletisasi. Mesin-mesin yang digunakan merupakan bagian dari program CSR PLN.
Usai berbentuk pelet, kemudian dijemur hingga kering. Selanjutnya, pelet bisa digunakan untuk campuran bahan bakar pembangkit listrik.
Pengelola TPA Kebon Kongok Dody mengatakan bahwa kehadiran pengolahan sampah sementara membantu mengurangi permasalahan sampah yang ada di Mataram dan Lombok Barat.
"Sampah ini masih jadi salah satu masalah untuk Lombok, padahal tempat kami ini menjadi destinasi wisata," katanya.