Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha berpendapat pemerintah perlu memfokuskan ekspor pada produk-produk dengan dengan daya saing yang tinggi di pasar global.
Ketua Bidang Industri Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Johnny Darmawan mengatakan industri berbasis bahan baku lokal dan berkelanjutan bakal memainkan peran penting dalam mencapai target ekspor yang ditetapkan.
"Pemerintah perlu memasang prioritas mana yang akan bersaing dan bisa ekspor. Salah satu yang bisa digenjot adalah produk yang diproduksi industri agro," katanya, ketika dihubungi Bisnis, Selasa (11/2/2020).
Kendati demikian, pemerintah dinilainya perlu mempertimbangkan struktur biaya produksi mengingat efisiensi menjadi faktor utama daya saing produk ekspor. Dia pun meminta industri dalam negeri mengandalkan bahan baku impor dalam jumlah besar dan hanya memanfaatkan upah tenaga kerja yang rendah untuk menyasar peluang ekspor.
"Beberapa produksi dalam negeri ini memang pendalaman industrinya bagus. Namun sebagian besar masih mengandalkan bahan baku impor," imbuh Johnny.
Dia menyatakan salah satu industri Tanah Air yang telah memiliki daya saing global adalah industri otomotif. Produk otomotif Indonesia disebutnya mampu bersaing dengan negara-negara basis produksi lain seperti Thailand dan Kamboja.
Baca Juga
Terpisah, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kasan Muhri menyatakan Indonesia tetap bisa memanfaatkan pasar Asean dan Asia Selatan sebagai alternatif di tengah terbatasnya ruang untuk memacu ekspor ke mitra dagang utama Indonesia. Negara mitra dagang yang dimaksudnya itu salah satunya China.
"China pasar ekspor terbesar maupun sumber impor, tapi jangan lupa juga negara Asean, terutama Vietnam dan Myanmar juga besar. Itu pasar potensial, begitu pula Asia Selatan," katanya, Selasa (11/2/2020).
Target ekspor nonmigas ke Vietnam sendiri diperkirakan bakal tercapai dengan realisasi sampai Agustus 2019 sebesar US$3,13 miliar atau tumbuh 14,5 persen secara tahunan. Sementara itu, Indonesia tercatat belum menempatkan atase perdagangan di Myanmar.
Kasan pun mengemukakan Indonesia bisa menjajal pasar impor lain demi mensubtitusi pasokan bahan baku manufaktur dan industri yang terganggu pasokannya lantaran kegiatan produksi di negara tersebut terganggu akibat wabah virus corona. Dia mengatakan sejumlah negara Amerika Latin bisa memasok kebutuhan tersebut.
"Produk bahan baku atau bahan penolong ada dari China. Penggantinya bisa dari Asean dan beberapa negara Amerika Latin," ujar Kasan.