Bisnis.com, JAKARTA-Arab Saudi berkomitmen menggelontorkan investasi sebesar Rp1,4 triliun untuk mengembangkan aplikasi yang akan digunakan kalangan petani dan nelayan Indonesia.
Hal itu disampaikan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas/PPN) Suharso Monoarfa saat menyaksikan penandatangan nota kesepahaman dalam rangka dalam pelaksanaan proyek prioritas strategis RPJMN - penguatan jaminan usaha serta 350 korporasi petani dan nelayan.
"Jadi ini dalam kerangka untuk menaikkan cara kerja dari petani dan nelayan dalam proses digitalisasi. Petani dan nelayan juga tidak tertinggal dalam proses itu dari on farm ke off farm. Nilainya [investasinya] itu Rp1,4 triliun. Pembiayaannya dari Arab Saudi," katanya di Gedung Bappenas, Menteng, Senin (10/2/2020).
Dia menuturkan pembangunan infrastruktur digital bagi petani dan nelayan sesuai dengan arahan Presiden Jokowi. Menurutnya, Bappenas membantu untuk merealisasikan pusat pemasaran (marketplace) yang bisa mengjangkau jutaan petani dan nelayan di Indonesia.
Dengan demikian, Suharso berharap keberadaan marketplace dapat memangkas panjangnya mata rantai distribusi yang selama ini menyulitkan petani dan nelayan untuk mendapat tambahan pendapatan. Bappenas menargetkan 350 korporasi petani dan nelayan dapat ambil bagian dalam proyek tersebut. Untuk tahap awal, ada dua korporasi yang sudah setuju, yaitu PT Indonesian Mecca Tower dan PT Bayarind Artha Interusa.
Program Major Project Korporasi Petani mencakup pendirian badan usaha, dukungan pembiayaan, produksi dan penanganan pascapanen, serta pemasaran komoditas pangan dan pertanian.
Baca Juga
"Major proyek atau penguatan usaha diharapkan dapat menjawab berbagai masalah. Targetnya [sistem ini] meningkatkan pendapatan petani 5% per tahun dan pendapatan rata-rata 10% per tahun," jelasnya.
Hal tersebut merupakan langkah strategis tindak lanjut dari amanat Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional, Kementerian PPN/Bappenas mengambil peran penting di dalam memperkuat creative financing, yaitu dengan menggali sumber-sumber pembiayaan yang tidak hanya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Salah satu upaya penguatan jaminan usaha Major Project yaitu proyek digitalisasi rantai pasok pangan berbasis e-Wallet syariah. E-Wallet Syariah merupakan sistem pembayaran secara elektronik dengan menggunakan aplikasi digital yang akan memudahkan para petani dan nelayan untuk bisa membeli kebutuhan sehari-hari dan keperluan produksi, tanpa harus menunggu pendapatan dari hasil panen dan tangkap.
Sistem aplikasi ini tidak memungut biaya dan hanya mendapatkan imbalan dari metode bagi hasil yang berbasis syariah. Penerapan sistem tersebut dinilai sejalan dengan arah kebijakan yang dirumuskan Kementerian PPN/Bappenas di dalam menciptakan kesempatan petani dan nelayan sekaligus juga menjadi pemegang saham perusahaan yang berbasis syariah serta upaya di dalam memperkuat keuangan inklusif bagi seluruh masyarakat.