Bisnis.com, JAKARTA - Garuda Indonesia belum menentukan langkah lebih lanjut atas kompensasi terhadap penundaan jadwal penerbangan ke China yang diberikan oleh pemerintah.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan maskapai mulai menutup penerbangan dari dan ke China pada pagi ini. Koordinasi dengan Kementerian Perhubungan sebagai regulator terkait dengan dampak dari penundaan penerbangan ini juga terus dilakukan.
"Kompensasinya dipersilahkan ke masing-masing maskapai. Kami ini mendukung pemerintah dalam upaya urusan ini. Ini kan masalah kita bersama, bahwa ada implikasi bisnis, ya kita tangani bersama," jelasnya, Rabu (5/2/2020).
Adapun, hingga tenggat waktu penutupan penerbangan untuk rute ke China pada Rabu 00.00 WIB, maskapai nasional tersebut mengaku tak terlibat dalam penjemputan dan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI). Namun, Irfan menyebut jika perseroan siap dilibatkan jika diminta oleh pemerintah.
Sementara itu, Head of Vice President of Corporate Secretary Sriwijaya Air Adi Willi Hanhari Haloho mengatakan tidak melakukan penerbangan terkait dengan evakuasi WNI dari China
"Memang awalnya sempat dimintakan tetapi permintaan pemerintah wide body," ujarnya.
Baca Juga
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penundaan sementara layanan penerbangan dari dan menuju China yang akan mulai diberlakukan pada Rabu, 5 Februari 2020 Pukul 00.00 hingga waktu yang akan ditentukan lebih lanjut. Tenggat waktu tersebut dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di China untuk kembali ataupun warga negara China yang hendak kembali ke negaranya.
Kemenhub telah berkoordinasi dengan seluruh maskapai dimulai dari Garuda Indonesia, Batik Air, Lion Air hingga Sriwijaya Air dan menyetujui untuk membantu baik evakuasi maupun pemulangan kembali penumpang. Evakuasi dilakukan berdasarkan rute penerbangan yang saat ini dimiliki oleh masing-masing maskapai.