Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wabah Virus Corona, Indonesia Jangan Ketergantungan dengan China

China tak hanya menyumbang hubungan dagang yang besar dengan Indonesia, tapi juga kunjungan wisatawan yang signifikan.
Pedagang menata jeruk impor yang dijual di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Senin (27/1/2020). Kementerian Pertanian akan memperketat pintu masuk impor beberapa jenis makanan termasuk buah-buahan dari daerah atau negara tertentu yang kemungkinan terkontaminasi virus corona sebagai upaya pencegahan penyebaran virus tersebut./ANTARA FOTO-Sigid Kurniawan
Pedagang menata jeruk impor yang dijual di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Senin (27/1/2020). Kementerian Pertanian akan memperketat pintu masuk impor beberapa jenis makanan termasuk buah-buahan dari daerah atau negara tertentu yang kemungkinan terkontaminasi virus corona sebagai upaya pencegahan penyebaran virus tersebut./ANTARA FOTO-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Cepatnya penyebaran virus corona ke berbagai belahan dunia dikhawatirkan akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal memprediksi ekonomi China akan mengalami perlambatan seiring belum ditemukannya antivirus corona. Menurutnya, ekonomi Indonesia akan terdampak, baik secara langsung atau tidak langsung.

"Perlambatan ekonomi China berdampak ke kita akan besar ke banyak negara, termasuk Indonesia. Apalagi, hubungan dagang kita dengan China dekat sekali. Penurunan ekonomi China 0,1 persen akan langsung terasa pada pertumbuhan Indonesia," katanya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (4/2/2020).

Faisal menuturkan saat ini, China menjadi tujuan ekspor dan impor terbesar Indonesia. Bukan itu saja, pemerintah juga mendapat cuan dari masuknya jutaan wisatawan asal Negeri Panda.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kedatangan turis China ke Indonesia sepanjang 2019, menduduki peringkat kedua dengan total 2 juta kunjungan wisatawan. Destinasi alam seperti Bali dan Manado menjadi tujuan wisata favorit turis China.

Mengacu pada hal itu, Faisal mengingatkan pemerintah untuk menerapkan diversifikasi negara tujuan ekspor-impor serta wisatawan mancanegara (wisman). Menurutnya, China memang menawarkan harga dan jumlah yang sangat kompetitif dibandingkan negara lain.

"Pemerintah jangan ketergantungan dengan China. Harus ada diversifikasi sehingga ketika terjadi sesuatu ada back up dari [negara] lain," tegasnya.

Terkait pengembangan pariwisata, pemerintah diharapkan bisa melakukan penetrasi atau promosi ke negara-negara lain, misalnya wisman asal Timur Tengah. Salah satu caranya dengan menerapkan paket-paket wisata halal dan yang mengandalkan bentang alam.

Selain itu, lembaga-lembaga pemerintahan disarankan untuk berkoordinasi memperkuat perekonomian dalam negeri sampai kondisi global stabil kembali.

"Jadikan saat-saat penuh ketidakpastian sebagai momentum untuk hilirisasi. Pemerintah juga harus terapkan linkage dalam negeri, industri hulu dan hilir harus diperkuat," jelas Faisal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper