Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mengaku hanya memiliki ruang yang terbatas dalam mendorong penetrasidan ekspansi perdagangan elektronik.
Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Kementerian Perdagangan (Kemendag) I Gusti Ketut Astawa mengatakan peningkatan penetrasi bakal sangat bergantung pada kreativitas dan inovasi masing-masing pelaku usaha daring.
"Persaingan akan semakin ketat, jadi pemerintah mengharapkan agar pelaku usaha selalu menjaga loyalitas konsumen dengan memberikan pelayanan yang cepat, menjual barang berkualitas tinggi dan harga terjangkau," kata Ketut Kamis, (30/1/2020).
Dalam hal dukungan, dia menjelaskan bahwa Kementerian Perdagangan telah membentuk fasilitator dagang el yang sampai saat ini telah memberi pelatihan kepada 300 orang di berbagai wilayah. Fasilitator ini diharapkannya dapat menjadi pendamping UKM dalam melakukan transaksi perdagangan secara online.
"Kami juga melakukan pembinaan kepada UMKM, sampai saat ini telah dibina lebih dari 1.000 orang di seluruh wilayah Indonesia, dan pembinaan langsung dilakukan oleh marketplace secara bergantian," ujar Ketut. Dukungan pun disebutnya diberikan melalui pelaksanaan hari belanja nasional setiap Desember. Dia mengatakan hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan penjualan secara daring.
Sebelumnya, Executive Director Retailer Vertical The Nielsen Company Indonesia Wiwy Sasongko mengatakan Indonesia saat ini masih berada dalam tahap awal revolusi ritel modern atau digital retail 1.0. Tahapan awal tersebut ditandai dengan rendahnya penetrasi dari platform dagang el yang masih kurang dari 1% walaupun pertumbuhannya sangat tinggi lebih dari 50 persen.
Baca Juga
“Indonesia masih di tahap awal belum bisa sepenuhnya menjalankan sepenuhnya omnichannel yang mengintegrasikan penjualan daring dan luring, mungkin ada [peritel modern] yang sudah menjalankan itu tetapi masih sangat kecil,” katanya ketika ditemui oleh Bisnis pada Selasa (28/1/2020).