Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Akan Hentikan Impor Ikan Jika Terpapar Virus Corona

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) akan menghentikan impor ikan dari negara-negara yang dicurigai terkena wabah virus Corona.

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) akan menghentikan impor ikan dari negara-negara yang dicurigai terkena wabah virus Corona. Hal ini terjadi apabila ikan terpapar virus tersebut.

Kepala BKIPM Rina menyebut pihaknya segera melakukan pengujian terhadap ikan dan kemungkinannya terpapar virus Corona. Sebelum itu, BKIPM akan meminta konfirmasi dari Otoritas Kompeten Tiongkok atau General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC) terkait langkah pencegahan yang dilakukan. 

"Kita juga akan mewajibkan GACC memastikan produk dari Tiongkok sudah diuji dan bebas virus corona," kata Rina dalam keterangan resmi, Selasa (28/1/2020).

BKIPM juga meminta GACC menginformasikan peta dan data penyebaran virus Corona pada produk perikanan di Tiongkok, terutama di Wuhan dan radius 20 km.

Saat ini, uji virus Corona pada produk pertanian sedang didiskusikan oleh Balai Besar Penelitian Veteriner (Balitvet) Kementerian Pertanian.

Sementara pada produk perikanan, Balai Uji Standar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BUSKIPM) telah berkoordinasi dengan Lembaga Eijkman serta laboratorium terkait lainnya dalam uji virus corona ini. Lembaga Eijkman merupakan suatu lembaga penelitian yang meneliti penyakit-penyakit menular dan zoonosis (dapat menginfeksi manusia).

Rina menerangkan hasil koordinasi mengindikasikan bahwa pengujian virus Corona dengan sampel produk perikanan/ikan sangat mungkin dilaksanakan, namun tentunya memerlukan persiapan-persiapan teknis sehingga mendapatkan hasil yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

"Sejauh ini apabila diperlukan maka untuk produk perikanan, uji virus Corona diusulkan melalui sampel lendir ikan karena sebagai indikator kontaminasi," tuturnya.

BKIPM juga telah mengundang ahli virologi dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Profesor R. Wasito yang telah meneliti virus corona sejak 1989 di Michigan State University, Amerika Serikat.

Merujuk kepada keterangan Profesor Wasito, selama ini belum ada studi yang menguatkan infeksi virus Corona pada ikan dan bersifat zoonosis. Virus Corona yang menyerang manusia sangat besar kemungkinan berasal dari virus Corona pada mamalia yang mengalami mutasi. 

Hal tersebut senada dengan rilis terbaru penelitian tentang 2019-nCov oleh ahli dari Jerman yang mengemukakan adanya kedekatan kekerabatan antara Wuhan virus  Corona (2019-nCov) dengan virus Corona pada kelelawar. 

Rina menambahkan, BKIPM akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus untuk menangani kasus virus corona. "Terkait impor hasil perikanan, kami akan lakukan pengendalian hama dan penyakit ikan karantina (HPIK) dan jaminanan mutu, serta segera berkoordinasi terkait rekomendasi dan persetujuan impor," tukasnya.

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) pada 24 Januari 2020, telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh satuan kerja (Satker) di exit/entry point, baik bandara, pelabuhan, hingga pos lintas batas negara (PLBN).

Surat Edaran Kepala BKIPM bernomor SE No.276/BKIPM/I/2020 tersebut berisi imbauan kewaspadaan terhadap penyakit pneumonia.

Seluruh Satker BKIPM diminta berkoordinasi dengan unsur-unsur Bea Cukai, Imigrasi, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Badan Karantina Pertanian, Keamanan Bandara/Pelabuhan (CIQS), Otoritas Penerbangan dan Pelayaran, serta Perusahaan Penerbangan/Pelayaran setempat guna mencegah masuk dan tersebarnya penyakit tersebut.

Koordinasi dilakukan lintas kementerian dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan.

BKIPM juga meminta petugas untuk meningkatkan kewaspadaan dalam pemeriksaan khususnya terhadap penerbangan/pelayaran yang berasal/terkoneksi langsung dengan Tiongkok dan negara-negara lain yang dicurigai terkena wabah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Desyinta Nuraini
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper