Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings mengafirmasi peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level BBB/outlook stabil dalam Investment Grade pada 24 Januari 2020.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan afirmasi rating Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil merupakan bentuk pengakuan Fitch atas kondisi perekonomian Indonesia yang berdaya tahan di tengah dinamika perekonomian global.
Hal itu didukung sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah.
"Ke depan, Bank Indonesia akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif dan memperkuat koordinasi dengan Pemerintah guna mendorong momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Perry, dikutip Jumat (24/1/2020).
Onny Widjanarko, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia menambahkan bahwa Fitch berpandangan beberapa faktor kunci yang mendukung afirmasi rating tersebut adalah prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik.
Selain itu beban utang pemerintah yang relatif rendah dibandingkan negara peers dengan rating yang sama.
Pada sisi lain, Fitch menggarisbawahi tantangan yang masih dihadapi Indonesia yaitu masih tingginya ketergantungan terhadap sumber pembiayaan eksternal, penerimaan pemerintah yang rendah, serta indikator struktural seperti tata kelola dan PDB per kapita yang masih tertinggal dibandingkan negara peers rating.
Fitch memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap resilien pada beberapa tahun mendatang. Kondisi ini didukung berlanjutnya pembangunan infrastruktur publik dan agenda reformasi pada periode kedua Presiden Joko Widodo.
Onny memerinci upaya reformasi struktural pemerintah berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi asing langsung dalam jangka menengah. Namun ini akan bergantung pada langkah terperinci pemerintah serta implementasinya.
Parlemen dijadwalkan melakukan pembahasan dua “Omnibus Law” dalam beberapa bulan ke depan. Hal ini kemungkinan besar mencakup sejumlah amandemen ketentuan terkait perpajakan dan lingkungan usaha.
Dari sisi fiskal, Fitch memprakirakan defisit fiskal akan tetap stabil pada 2020. Utang pemerintah diprakirakan tetap rendah yaitu 30,1 persen PDB pada 2019.
Fitch juga memprakirakan rasio utang terhadap PDB hanya akan sedikit meningkat pada beberapa tahun mendatang, dengan asumsi pemerintah tetap mematuhi batasan fiskal defisit 3 persen PDB.
Sementara dari sisi domestik, tekanan inflasi diprakirakan akan tetap rendah pada lingkungan ekonomi saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, inflasi tetap terkendali dan berada dalam rentang target Bank Indonesia 3,5 persen ± 1 persen.
Dari sisi eksternal, kondisi pasar keuangan yang cukup kondusif telah mendukung peningkatan cadangan devisa hingga mencapai US$129 miliar pada Desember 2019. Fitch memprakirakan current account deficit (CAD) tetap berada pada level 2,7 persen PDB tahun 2019 maupun 2020. CAD akan sedikit membaik menjadi 2,6 persen pada 2021, yang lebih dari setengahnya dibiayai oleh aliran masuk investasi asing langsung, dengan sisanya dibiayai oleh aliran masuk investasi portofolio.
Adapun implementasi reformasi struktural yang kuat dan persepsi perusahaan asing terhadap perbaikan level-playing field diharapkan dapat mendorong peningkatan aliran masuk investasi asing langsung dan memperkuat kondisi keuangan eksternal Indonesia.
Fitch memandang risiko yang bersumber dari sektor perbankan Indonesia terbatas. Rasio kredit swasta terhadap PDB hanya sebesar 36 persen dan rasio kecukupan modal bank tetap kuat, sebesar 23,7 persen pada November 2019.
Eksposur pinjaman dalam valas perbankan Indonesia tercatat sekitar 15 persen dari total pinjaman dengan kewajiban bank dalam valas dapat diimbangi oleh aset valas atau telah dilakukan lindung nilai, serta sebagian kewajiban adalah merupakan pembiayaan yang berasal dari perusahaan induk.
Sebelumnya, Fitch telah nempertahankan peringkat Indonesia pada level BBB/stable outlook atau Investment Grade pada 14 Maret 2019.