Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tender Transaksi MLFF Jalan Tol Digelar April Mendatang

Tender diselenggarakan setelah Roetex menyempurnakan studi kelayakan dan melengkapi dokumen badan usaha pelaksana.
Kendaraan melintas di jalan tol Jombang-Mojokerto (Jomo) Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (21/1/2019)./ANTARA-Syaiful Arif
Kendaraan melintas di jalan tol Jombang-Mojokerto (Jomo) Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (21/1/2019)./ANTARA-Syaiful Arif

Bisnis.com, JAKARTA — Rencana penerapan sistem transaksi nontunai atau multi-lane free flow di jalan tol makin jelas. Tahun ini, pemerintah akan melaksanakan tender proyek sistem multi-lane free flow dan menargetkan pada 2022 sudah bisa diterapkan di jalan tol Indonesia.

Pada 31 Oktober 2019, perusahaan asal Hungaria Roetex Ltd. Zrt., telah ditunjuk oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai pemrakarsa proyek sistem multi-lane free flow (MLFF) dengan kesepakatan akan menggunakan teknologi global navigation satellite system (GNSS).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa tender proyek tersebut segera diselenggarakan setelah Roetex menyempurnakan studi kelayakan dan melengkapi dokumen badan usaha pelaksana.

"Kalau dokumennya dilengkapi, akhir bulan ini sambil kami merevisi beberapa regulasi, bulan April kami akan mulai tender. Dalam 6 bulan mungkin sudah ada pemenangnya. Jadi, bisa kontraknya bisa dilakukan tahun ini," ujarnya, Kamis (23/1/2020).

Selain itu, dia juga memastikan bahwa Roetex juga akan mengikuti tender kendati memiliki hal untuk menyamakan penawaran (right to match) perserta tender lainnya. Peserta lain pun diwajibkan menawarkan teknologi yang sama.

Direktur Perumusan Kebijakan dan Evaluasi Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kementerian PUPR, Herry T.Z. menambahkan bahwa nantinya penerapan teknologi GNSS akan dilakukan secara bertahap.

Pasalnya, teknologi yang berbasis satelit ini didasarkan pada pangkalan data (database) kendaraan.

"Jadi, di tahap awal usulannya pakai RFID [radio frequency identification] untuk proses registrasi [data pengguna]. Setelah semua 100 persen, baru pindah ke GNSS,"ujarnya.

Menurutnya, proses registrasi atau peralihan dari RFID ke GNSS akan memakan waktu setahun yakni pada 2021 atau setelah pengumuman pemenang tender pada sekitar Oktober tahum ini. Walhasil, kemungkinan penerapan secara masif baru dimulai pada 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper