Bisnis.com, JAKARTA – Sembilan perusahaan makanan dan minuman Indonesia turut berpartisipasi pada pemeran the 45th Winter Fancy Food Show 2020 di San Francisco, California, AS. Potensi transaksi mencapai total US$6,8 juta atau sekitar Rp 92,990 miliar.
Keikutsertaan perusahaan Tanah Air itu difasilitasi oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) San Francisco bekerja sama dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles. Pameran berlangsung pada 19-21 Januari 2020.
Kesembilan perusahaan mamin adalah PT Manohara Asri, PT Jawa Import, Indofood, PT Suwe Ora Jamu, PT Fanrice Indonesia, PT Harendong Green Farm, PT RMB Food, PT Mayora, dan Nuts+Nuts.
Dalam keterangan persenya, Jumat (24/1/2020), KJRI San Francisco menyebut bahwa selama pameran, pavilion Indonesia dikunjungi oleh lebih dari 500 pengunjung yang terdiri dari importir, buyer, distributor, bahkan blogger, jurnalis, dan peneliti makanan yang ikut berkunjung dan meliput produk Indonesia.
Produk makanan dan minuman spesialti yang ditawarkan oleh Indonesia cukup mendapat perhatian khusus warga setempat maupun warga pendatang di AS.
Berbagai produk yang dipromosikan di antaranya mie instan, biskuit, permen kering, makanan kering (snacks) seperti wafer, keripik dan kacang mede dengan berbagai varian rasa; spesialti snacks seperti keripik singkong, popped rice crackers, prawn sticks, dan corn shells aneka rasa; minuman herbal khas Indonesia seperti jamu, teh spesialti dengan jenis oolong, black tea dan pandan, serta produk kentang goreng yang berasal dari perkebunan Dieng dan Brastagi.
Michael Kostyo, peneliti makanan dari perusahaan riset industri makanan ternama Datassential menyatakan, “jamu Indonesia merupakan minuman herbal yang lezat. Rasanya tidak berlebihan, selain itu rasa herbal dicampur dengan sedikit rasa manis membuat jamu ini terasa sempurna. Bagi saya, warna minuman dan ramuan-ramuannya juga sangat menarik.”
Selain itu, Shirley Potasz, pembawa berita balanceyourday.com, juga turut meliput beberapa produk makanan dan minuman sehat khas Indonesia seperti jamu, teh organik, dan snack kacang.
Konsul Ekonomi KJRI San Francisco Nugroho Aribhimo mengatakan bahwa partisipasi ini merupakan upaya diplomasi ekonomi Pemerintah RI untuk terus memperluas akses pasar dan meningkatkan volume ekspor komoditas RI ke AS.
“Selama berjalannya pameran, Indonesia telah mencatat potensi transaksi total sekitar US$6,8 juta (sekitar Rp 92,990 miliar) meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar US$ 1,03 juta (sekitar Rp. 14,5 miliar). Transaksi diharapkan akan terus bertambah karena setiap pelaku usaha masih melanjutkan proses follow-up setelah pameran berakhir.”
Pada kesempatan ini, Pemerintah RI juga mempertemukan pelaku usaha dengan buyer besar (importer dan distributor) antara lain Takari International, Jans Enterprises Corporation, Cost Plus World Market dan Empire International.
Executive Vice President dari Khong Guan Corporation (KGC) USA, Albert Lin, juga turut mengunjungi pavilion Indonesia dan bertemu dengan pelaku usaha mamin Indonesia untuk memberikan masukan tentang rasa, kemasan, serta tren yang berkembang di masyarakat AS dan persyaratan agar produk mamin Indonesia dapat masuk ke mainstream market AS.
Sebagai tindak lanjut dari kerja sama antara Pemerintah RI dengan importir KGC USA, beberapa produk makanan kering (snacks) Indonesia dari PT. Manohara Asri dan PT. Jawa Import akan mulai dipasarkan di mainstream market AS di awal tahun 2020.