Bisnis.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) mengatakan hingga saat ini belum mengambil keputusan terkait pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan potensi pengembangan PLTN masih terbuka. Hanya saja, PLN masih perlu melakukan sejumlah kajian.
Pasalnya, kecelakaan energi yang dialami PLTN Fukushima di Jepang maupun PLTN Chernobyl di Ukraina menjadi contoh perlu adanya kehati-hatian dalam pengembangan pembangkit nuklir. Meskipun demikian, dia mengakui saat ini pengembangan teknologi untuk PLTN sudah semakin canggih.
"Tenaga nuklir sedang ada pengembangan. Chernobyl ada kecelakaan dan sedang diperbaiki. Do and don't, sedang memetakan. Kami tidak mengajukan any decision today maupun promises. Kami monitor," katanya, Kamis (23/1/2020).
Sebelumnya, pada pertengahan tahun lalu, Thorcon International Pte, Ltd. mengumumkan rencana pengembangan PLTN berbasis thorium dengan nilai investasi sebesar US$12 miliar atau sekitar Rp17 triliun.
Rencananya PLTN tersebut memiliki kapasitas 500 MW yang dapat dioperasikan sebagai base load (beban dasar) maupun load follow (mengikuti beban). PLTN tersebut dibangun dengan menggunakan metode desain struktur kapal dengan panjang 174 meter dan lebar 66 meter yang setara dengan tanker kelas Panamax.
Pembangkit rencananya akan dibangun oleh Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan yang merupakan galangan kapal terbesar di dunia. DSME menyatakan sanggup membangun pembangkit tersebut dalam waktu 3 tahun.
Sementara itu, reaktor pembangkit akan dipasok oleh Doosan, produsen alat berat asal Korea Selatan.