Bisnis.com, JAKARTA — Perum Perikanan Indonesia menyatakan siap bersinergi dengan PT Perikanan Nusantara dalam membangun perikanan di Natuna.
PT Perikanan Nusantara (Perinus) pada tahun ini ditugasi pemerintah membangun gudang pendingin terintegrasi (integrated cold storage/ICS) berkapasitas 250 ton di kepulauan paling utara di Selat Karimata itu.
"Kami bersinergi dengan Perinus. Optimalisasi di Natuna. Masing-masing BUMN punya kelebihan," kata Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia (Perindo), Farida Mokodompit kepada Bisnis, Selasa (21/1/2020).
Dia menuturkan bahwa bisnis utama Perindo dan Perinus saling mendukung. Bahkan, acap kali kedua perusahaan pelat merah ini saling bekerja sama, termasuk di Natuna. Misalnya, Farida menjelaskan bahwa Perindo menyuplai gurita yang diambil dari Natuna untuk Perinus.
Menurutnya, BUMN perikanan yang hadir di Natuna saat ini baru Perindo. Farida menyebutkan bahwa perusahaannya memiliki gudang pendingin berkapasitas 200 ton di sana.
Akan tetapi, Gudang pendingin tersebut kurang cukup menampung ikan yang ditangkap nelayan di Natuna. Oleh karena itu, Perindo menyambut baik kehadiran Perinus yang akan membangun gudang pendingin berkapasitas 250 ton di sana.
Baca Juga
"([Di Natuna] 1.000 ton pun oke, karena potensinya besar di Natuna. Kan bisa terisi awal 80 persen. Itu dibutuhkan di daerah sana," tuturnya.
Selain gudang pendingin, Farida menilai bahwa Natuna membutuhkan pabrik es karena selama ini para nelayan membuat es secara mandiri dan cepat mencair.
"Untuk pabrik es kami harap pemerintah yang bangun sehingga kami fokus menjalankan bisnisnya."
Selain itu, Farida menilai Natuna membutuhkan sarana dan prasarana yang memungkinan ikan langsung dikirim ke negara tujuan ekspor sehingga akan mengurangi ongkos pengiriman yang cukup besar jika harus dibawa dulu ke Jakarta. Perindo pun bisa membayar ikan nelayan dengan harga yang lebih tinggi.
"Pabrik es sama tambahan cold storage. Ketika sudah ada, perlu armada yang angkut, syukur bisa ekspor ke luar. Perindo selama ini ekspor ke Jepang, Vietnam, China," katanya.