Bisnis.com, JAKARTA - PT Perikanan Nusantara (Persero) mendapat tugas untuk beroperasi di Natuna dengan membangun integrated cold storage (ICS) berkapasitas 250 ton di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) yang berada di Selat Lampa.
"Rencana kerja kami di Natuna, kami akan bangun ICS 250 ton," ujar Direktur Utama Perinus M. Yana Aditya dalam rapat bersama Komisi IV DPR, Jakarta, Selasa (21/1/2020).
Kendati demikian, dia mengajukan kepada pemerintah agar bisa membangun pendukung ICS berupa pabrik es. Selain itu, Perinus juga berencana bermitra kembali dengan himpunan bank milik negara (Himbara) untuk mendukung pembiayaan nelayan.
"KUR nelayan di sana maksimal 50 juta. Agar nelayan bisa melaut, kami menjadi offtaker. Pasar kami sudah cukup banyak," imbuhnya.
Yana mengatakan dia telah berkoordinasi dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo serta Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP M. Zulficar Mochtar agar bisa mengoperasikan kapal KM Mina Jaya Niaga dengan kapasitas 512 gross ton (GT) di Natuna. Selama ini, kapal tersebut tidak bisa dioperasikan sejak adanya SK pembatasnya ukuran kapal.
"Kapal ini kapal lepas bisa di tengah laut. Ada tiga yang kami sandarkan di Makassar, Bacan, dan di Ambon. Sandar cukup lama, 4 tahun. Kami harapkan ada kemudahan untuk bisa beroperasi di Natuna," tuturnya.
Lebih lanjut Perinus mengusulkan pembangunan dermaga perikanan di Natuna sepanjang 100 meter. Mereka berharap ini bisa berkembang menjadi pelabuhan ekspor.
Selama ini, kata Yana, Perum Perikanan Indonesia (Perindo) sudah beroperasi di SKPT Teluk Lampa di Pulau Natuna. Namun, tidak ada pelabuhan ekspor di sana sehingga proses pengiriman harus dibawa ke Jakarta.
"Walaupun bisa, tapi ongkos logistik jadi pertimbangan kami. Kami usulkan ke pemerintah kalau kami diminta buka ICS di sana, mohon kiranya kami dipermudah bangun pelabuhan ekspor," pinta Yana.
Dia menambahkan nantinya ikan bisa diekspor langsung ke Vietnam, Thailand, dan Jepang. Setidaknya, ekspor langsung bisa meningkatkan perekonomian Natuna.