Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menetapkan Triawan Munaf sebagai komisaris utama. Penetapan itu dilakukan pada hari ini, Rabu (22/1/2020).
"Sebagai pimpinan rapat RUPSLB PT Garuda Indonesia tanggal 22 Januari 2020 tadi acaranya sudah selesai. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Komisaris Utama Pak Triawan Munaf. Wakil Komsaris Utama Chairal Tanjung," ujar Komisaris Utama Garuda Indonesia periode lalu, Sahala Lumban Gaol, di kantor Garuda Indonesia, Tangerang, Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Triawan Munaf merupakan musikus yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Ekonomi Kreatif pada Kabinet Kerja Jokowi Jilid I periode 2014-2019.
Musikus ini dilantik berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2015.
Nama Triawan bukan sosok baru di industri ekonomi kreatif nasional. Selain merupakan personel grup musik beraliran progressive rock Giant Step yang kesohor pada 1970-an. Ia juga terkenal di dunia periklanan.
Sebelum memimpin Bekraf, ia lebih dulu menjadi Founder and Chairman of Advocado atau PT Senopati Guntur. Dia mendirikan perusahaan itu pada 2011.
Baca Juga
Triawan juga pernah melanglang buana menjadi Chairman sekaligus Creative Adviser and Co-founder of AdWork! Euro RSCG Partnership pada 1999 hingga 2010.
Pada 1998 hingga 1999, pria kelahiran Bandung, 28 November 1958 ini menjadi President Director AdWork! Euro RSCG Partnership. Ia pun tercatat sempat mendirikan AdWork! Advertising bersama Sjahrial Djalil dan Dion Siswandi.
Triawan menekuni bidang industri kreatif sejak usia muda. Ia dulunya merupakan mahasiswa Television Training Centre di London, Inggris.
Di sana, ia belajar ilmu Organisasi, Manajemen Bisnis, dan Aspek Operasional Televisi Komersial pada 1978 hingga 1980. Adapun pada jenjang strata satu, Triawan mengelarkan sarjananya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Parahyangan,
Bandung.
Belum lama, Triawan Munaf turut bermain di kancah politik Indonesia. Ia adalah anggota tim sukses pasangan Jokowi-Kalla dalam Pemilihan Presiden 2014. Pada Kabinet Indonesia Maju Jilid II, ia tak lagi masuk jajaran menteri.