Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KETUA UMUM BPP GINSI SUBANDI : "Stigma Negatif Importir Harus Kami Luruskan"

Setelah sempat kisruh, Badan Pengurus Pusat Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) kini memiliki nakhoda baru dengan Ketua Umum Subandi melalui mekanisme Munaslub yang digelar di Bali.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Seolah-olah Importir Melakukan Kegiatan Haram

Apa tantangan GINSI ke depan?

Tentu yang paling penting, tantangannya soal regulasi yang terkait dengan kegiatan importasi, di mana saat ini ada kebijakan pemerintah yang agak sedikit mempersulit. Tapi, sekarang saya belum bersedia memberikan contohnya apa saja regulasi itu, nanti takut menjadi polemik.

Karena saya mau sampaikan dulu ke pemerintah, apa saja regulasi itu, baru itu saya sampaikan kepada media, yang jelas terkait importir produsen dan importir umum.

Tantangan kedua, terkait stigma negatif para pelaku importasi, karena selama ini seolah-olah para importir ini melakukan kegiatan haram, membuat bangsa ini menjadi terpuruk.

Kami juga distigma membuat harga-harga barang di kita menjadi tidak beres. Nah stigma negatif inilah yang harus kami luruskan melalui GINSI dengan kegiatan kegiatan maupun penyampaian penyampaian, baik kepada DPR maupun pemerintah dan kementerian terkait.

Kenapa pelurusan stigma itu penting?

Kenapa penting, karena dari ribuan pelaku usaha ada yang melakukan tindakan yang benar tapi ada juga yang tidak sesuai dengan aturan berlaku di Indonesia. Nah, yang tidak baik ini kemudian menjadi stigma negatif. Padahal, kalau mau jujur, pemerintah sudah melakukan pembinaan seperti apa? Sudah apa belum mereka itu dibina, terutama yang dalam tanda kutip nakal itu dibina. Kalau sudah, ada berapa banyak yang dibina, kemudian berapa banyak yang menjadi tidak nakal, berapa banyak datanya?

Nah, kami mau GINSI yang melakukan itu, kalau pemerintah mau melibatkan GINSI, ikut turut membina dan harus ada tangung jawab. Karena ini pertaruhannya bukan saja nama baik GINSI, tapi juga menjaga nama baik para pelaku importasi itu sendiri.

Harus diakui juga importir ini punya jasa tidak sedikit bagi negeri ini. Orang kaya maupun sederhana, dapat menikmati barang yang di dalam negeri tidak ada, karena faktor importir. Gara-gara impor, ada perdagangan, ada pelayaran, tumbuh industri pelayaran. Pelabuhan tumbuh triliunan rupiah dan membangun daerah, uangnya dari pemilik barang.

Kemudian perusahaan forwarding jasa trucking tumbuh dan bisa hidup itu dari pengusaha importir. Multiplier efek-nya luar biasa. Belum lagi kalau bicara tenaga kerja, ada pembangunan pelabuhan, pelayaran berapa, trucking berapa. Banyak orang bekerja juga gara-gara ini. Uang atau pendapatan juga masuk ke negara, seperti bea masuk, PPN, Pph kami bayar kepada negara, berapa banyak. Jadi importir ini jangan dilihat sisi negatifnya saja.

Kalau ada yang nakal, dan dikasih pembinaan tidak berubah, ya ditindak, apalagi kalau sampai melanggar aturan, tindak saja.

Berapa banyak importir di Indonesia?

Nah, itulah yang akhirnya kami pun harus akui belum memiliki data valid. Kami seharusnya punya database. Ada yang bilang sekitar 28.000, ada yang bilang 36.000.

Kalau di Jakarta saja ada sekitar 1000-an. Nah, data ini kan catatannya harusnya ada di pemerintah, yang aktif berapa, yang tidak aktif berapa, yang nakal berapa. Kalau di kami sendiri saat ini masih terus meng-update sendiri.

Oleh karenanya, kami harapkan para pelaku impor umum itu, apabila hendak membuat API , tidak perlu bayar. Bagi kami yang terpenting datanya.

Jadi, kami harapkan ada kerjasama dari pemerintah dan GINSI untuk database ini demi kebaikan bersama. Saya juga tidak pernah meminta kalau GINSI harus dibeginikan atau begitukan, enggak. Prinsipnya kalau ada yang tidak bagus, ayo kasih kesempatan dibina, kalau masih ngeyel ya ditindak saja.

Apakah GINSI juga telah melakukan upaya pembinaan terhadap importir nakal?

Saya tanpa dikasih APBN pun, GINSI sudah lakukan pembinaan. Seperti apa, seminar-seminar dan pertemuan pertemuan. Setiap ada regulasi baru, ada aturan baru, larangan baru, kita buatkan seminarnya dan tidak ada uang serupiah pun dari negara yang kami terima dan kami tetap bisa jalankan itu.

Selama jadi ketua GINSI DKI, kami minimal enam kali setahun dan forum diskusi. Itu bagian dari pembinaan dan pengalaman positif ini akan ditularkan saat menjadi ketua umum. Dan nanti daerah-daerah akan kami perintahkan untuk itu juga.

Selain itu, terkait pengembangan SDM, GINSI ingin ikut meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan para pelaku importasi juga. Saya ingin mendirikan GINSI Academy. Itu bagian yang akan disampaikan dalam program kerja.

Lalu saya ingin ada standarisasi ilmu pengetahuan. Jangan kemudian importir itu diidentikkan dengan nakal, enggak beres, preman. Makanya harus digali pengetahuan-pengetahuan, tentu dengan kurikulum yang kami berikan dan bekerja sama dengan universitas.

BIODATA

Nama: Subandi
Tempat, Tanggal Lahir:
Jakarta, 12 Agustus 1964

Pendidikan:
• SD Jakarta 1977
• SMP Jakarta 1980
• D3 Akademi Ilmu Pelayaran Jakarta
1988
• S1 Akademi Ilmu Pelayaran Jakarta 1993
• Master Marine BP3IP Jakarta 1997

Karier:
• Officer Kapal Samudera Indonesia
• Nakhoda Kapal Ocean Going 1997-1999
• Kepala Departemen Operasional PT
Tangguh Samudera Jaya (Samudera
Indonesia Group) 1999-2010
• Kepala Divisi PT Prima Nur Panurjwan
(Samudera Indonesia Group) 2010-2012
• Komisaris PT Mitra Prima Samudera
• Direktur PT Mitra Andalan Sejati
• Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta
2014-2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hendra Wibawa
Sumber : Bisnis Indonesia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper