Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian menyatakan belum mendapatkan data terkait realisasi kinerja industri makanan dan minuman (mamin) pada kuartal IV/2019.
Pada periode tersebut, kinerja sektor mamin terindikasi mengalami perlambatan kendati pada periode yang sama beberapa tahun sebelumnya meningkat. Namun, Kemenperin tetap optimistis kinerja industri pada 2020 bisa tumbuh lebih dari 9%.
Abdul Rochim, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, mengatakan hingga saat ini pihaknya baru memiliki data kinerja industri per September 2019 dari Badan Pusat Statistik. Pihaknya pun belum menerima laporan menyeluruh terkait kinerja 2019 dari industri mamin.
Oleh karena itu, dia belum bisa memperkirakan kondisi tersebut dan faktor-faktor penyebabnya. "Saya belum mengetahui secara persis kendala-kendalanya," ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.
Rochim menjelaskan pada tahun ini pihaknya mematok target pertumbuhan industri mamin mencapai 9%. Target itu pun diyakini bakal tercapai dengan dukungan ketersedian bahan baku.
Selain itu, dia menilai kehadiran undang-undang besar atau Omnibus Law bakal meningkatkan kepercayaan investor untuk masuk ke sektor mamin nasional.
"Saya masih optimistis untuk pertumbuhan industri mamin 2020 akan lebih dari 9%," ujarnya.
Target pertumbuhan itu lebih tinggi dari proyeksi kinerja sektor mamin pada 2019 yang diperkirakan hanya mencapai 8%. Hingga kuartal III/2019, Kemenperin mencatat sektor mamin mampu bertumbuh sebesar 8,33%.
Namun, sektor ini secara tahunan kinerja industri ini baru mencapai 7,72% pada periode Januari - September 2019.
Rochim sebelumnya mengatakan kinerja industri mamin pada tahun lalu cukup dipengaruhi sejumlah faktor pada semester pertama, termasuk agenda pemilihan umum. Pada periode itu, katanya, investor bersikap menunggu untuk berkekspansi.
Pada semester kedua realisasi investasi di sektor tersebut sudah mulai bertumbuh. Di samping itu, periode Natal dan tahun baru yang seringkali mengerek kinerja sektor mamin juga menambah keyakinan pencapaian target 8% pada 2019.