Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menyampaikan bahwa kekuatan Hong Kong sebagai pusat keuangan global belum terganggu oleh protes pro-demokrasi yang berlansung selama berbulan-bulan.
Eskalasi aksi protes di Hong Kong berlangsung sejak Juni atas penolakan RUU Ekstradisi, yang saat ini sudah ditarik, sebuah kebijakan yang akan memungkinkan ekstradisi ke daratan China di mana pengadilan dikendalikan oleh Partai Komunis.
Sejak saat itu, tuntutan masyarakat Hong Kong terhadap pemerintah kota meluas, mencakup salah satunya seperti hak pilih universal.
Berbicara pada pembukaan forum keuangan regional, Lam mengatakan sistem keuangan kota tetap stabil berkat pelajaran yang dipetik sejak krisis keuangan Asia.
Lam mengutip listing raksasa e-commerce Alibaba Group Holding Ltd sebagai anugerah bagi listing lain yang akan atau sudah dilakuan oleh perusahaan dari daratan China.
"Kekuatan dan ketangguhan kota ini, seperti halnya sistem keuangan kita, belum dirusak meskipun kita mengalami keresahan dan tantangan sosial yang besar," kata Lam, dikutip melalui Reuters, Senin (13/1/2019).
Dia menambahkan bahwa dirinya yakin kota itu mampu untuk menjembatani perpecahan, dan mewujudkan tujuannya sebagai komunitas yang bersatu dan ekonomi yang berkembang.
Sebagian besar aksi protes di Hong Kong melibatkan bentrokan antara peserta aksi dan polisi di jalan-jalan pusat kota, yang juga merupakan lokasi di mana perusahaan-perusahaan keuangan terkemuka berdiri.
Beberapa perusahaan keuangan terperangkap di tengah-tengah kerusuhan, dengan cabang-cabang bank daratan berulang kali dirusak ketika pemrotes melampiaskan kemarahan mereka pada apa yang mereka anggap sebagai campur tangan Beijing dalam urusan kota.
Sebuah tuduhan yang dibantah oleh Beijing yang kemudian menyalahkan negara-negara Barat karena telah mengobarkan kerusuhan.
HSBC menjadi salah satu perusahaan yang menjadi target kemarahan beberapa pemrotes yang menuduhnya terlibat dengan pihak berwenang untuk menghalangi para aktivis yang berusaha mengumpulkan uang untuk mendukung kampanye mereka.
HSBC menolak keras tuduhan dan koneksi apa pun dengan pihak berwenang.
Terbebani oleh perang tarif antara Washington dan Beijing, dan aksi protes yang merusak pariwisata dan penjualan ritel, ekonomi Hong Kong telah jatuh ke dalam resesi dan kini hanya bergantung pada industri keuangannya untuk mencegah penurunan yang lebih dalam.