Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan subsidi energi pada 2020 mengalami penurunan dengan mempertimbangkan kondisi harga minyak dunia yang diproyeksi lebih rendah dibandingkan dengan 2019.
Kementerian ESDM menargetkan subsidi energi senilai Rp125,3 triliun pada 2020 atau lebih rendah dibandingkan dengan target tahun lalu senilai Rp160 triliun. Adapun total serapan subsidi energi 2019 senilai Rp135,4 triliun
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP) menjadi faktor utama yang menyebabkan proyeksi penganggaran subsidi energi menurun. Selain itu, adanya perubahan subsidi solar yang ditetapkan pemerintah senilai Rp1.000 dari yang sebelumnya dapat mencapai Rp2.000.
"Harga ICP turun, patokannya [tahun lalu] kan tinggi, realisasinya di bawah. Kemudian juga subsidi solar [tahun ini] jadi Rp1.000," katanya, Kamis (9/1/2020).
Berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada 2019 senilai Rp14.102 per dolar, sementara dalam APBN 2019 dipatok Rp15.000 per dolar. Sementara itu, realisasi ICP US$62,37 per barel, sementara dalam APBN 2019 ditetapkan senilai US$70 per barel.
Arifin juga memaparkan realisasi penyerapan anggaran subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) dan liquified petroleum gas (LPG) hingga akhir 2019. Tercatat dalam data sementara Kementerian ESDM, realisasi subsidi BBM dan LPG hingga akhir 2019 senilai Rp85,7 triliun, sementara anggaran yang dialokasikan (pagu) APBN 2019 untuk pos tersebut mencapai Rp100,7 triliun.
Adapun serapan subsidi listrik hingga akhir 2019 senilai Rp49,7 triliun. Serapan subsidi tersebut juga lebih rendah dari yang dialokasikan di APBN 2019 yang mencapai Rp59,3 triliun.