Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dinobatkan sebagai maskapai penerbangan paling tepat waktu di dunia pada 2019 oleh OAG Aviation Worldwide. Penghargaan itu seolah menjadi pewangi perseroan di tengah tekanan internal pasca kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton oleh eks Direktur Utamanya Ari Askhara.
Seperti dikutip dari Bloomberg pada Jumat (3/1/2019), OAG Aviaton Worldwide memilih Garuda Indonesia karena maskapai Indonesia itu selalu tiba atau berangkat dalam waktu 15 menit dari waktu yang dijadwalkan.
Ketepatan Garuda Indonesia disebut paling tinggi hingga 95,01% dibandingkan maskapai lainnya.
Maskapai kedua yang paling tepat waktu di dunia adalah Copa Airlines asal Panama dengan rasio ketepatan waktu 92,01%.
Skymark Airlines asal Jepang, Hawaiian Airlines dari Amerika Serikat, dan Latam Airlines dari Chili menjadi maskapai paling tepat waktu ke-3,4, dan 5 secara berurutan.
Jumlah penumpang pesawat global dipredikis meningkat hingga 8,2 miliar pada 2037 seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah kelas menengah yang bertambah banyak. Separuh dari jumlah itu akan datang dari Asia Pasifik seperti, China dan India.
Baca Juga
Asosiasi Transportasi udara Internasional memperkirakan pjumlah penumpang pesawat bisa mencapai 4,7 miliar pada 2020. Jumlah itu naik 4% dibandingkan dengan 2019.
Pergerakan Harga Saham Garuda Indonesia
Sepanjang 2019, harga saham Garuda Indonesia masih mampu melejit hingga 85,82% menjadi Rp498 per saham pada akhir 2019.
Lonjakan saham itu terjadi di tengah berbagai isu negatif yang menerpa perseroan. Dari masalah laporan keuangan sampai kasus penyelundupan barang yang dilakukan oleh Ari Askhara.
Saham Garuda Indonesia pada Jumat (3/1/2020)sampai pukul 14:15 WIB naik 0,4% menjadi RP496 per saham.
Kinerja keuangan Garuda Indonesia pun mulai membaik. Pada kuartal III/2019, Garuda Indonesia mencatatkan laba senilai US$122,82 juta dibandingkan dengan rugi US$110,23 juta pada periode sama tahun sebelumnya.
Dari data RTI, secara tahunan, Price to Earning Ratio (PER) sebesar 5,55 kali, sedangkan Price Book Value Ratio (PBVR) sebesar 1,05 kali.