Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga 2021, AP II Gelontor Capex Rp35,2 Triliun

Proyek pengembangan yang akan rampung pada 2020 adalah Bandara Sultan Thaha Jambi, dengan nilai investasi senilai Rp303 miliar.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Mensesneg Pratikno (kanan) dan Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (tengah) meninjau meninjau perkembangan pembangunan landasan pacu ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, Jumat (21/6/2019)./Biro Pers-Laily Rachev
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Mensesneg Pratikno (kanan) dan Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (tengah) meninjau meninjau perkembangan pembangunan landasan pacu ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, Jumat (21/6/2019)./Biro Pers-Laily Rachev

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) diketahui telah mengalokasikan belanja modal hingga Rp35,2 triliun dalam periode 2017--2021 agar bisa akseleratif dalam investasi.

Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan investasi yang cukup akseletarif tersebut terlihat dari perkembangan nilai aset perseroan yang terus meningkat. Pada 2013, total nilai aset hanya Rp13 triliun, kemudian pada 2016 sudah melonjak hingga 115,3% menjadi Rp28 triliun.

"Saat ini nilai aset sudah Rp41,6 triliun, itu bisa tercapai berkat kinerja investasi yang agresif. Hingga 2021, capex indikatif kami mencapai Rp35,2 triliun," kata Awaluddin kepada Bisnis, Minggu (29/12/2019).

Berdasarkan data AP II, alokasi nilai belanja modal terbagi dalam dua kategori, yakni Bandara Soekarno-Hatta sebesar Rp30,9 triliun dan 11 bandara lain sejumlah Rp4,3 triliun. Bandara berkode CGK memang mendapatan jatah investasi besar karena telah menjadi dinamo bagi kinerja perseroan.

Hampir 60% pergerakan penumpang dan pesawat serta pendapatan BUMN pengelola bandara di wilayah barat Indonesia ini disumbangkan oleh Bandara Soekarno-Hatta. Tidak berlebihan jika bandara tersebut mendapatkan perhatian lebih.

Investasi proyek yang masih berjalan untuk CGK, lanjutnya, pembangunan bangunan terintegrasi (integrated building) senilai Rp800 miliar, revitalisasi Terminal 1C dan Terminal 2F sebesar Rp1,6 triliun dan membangun aksesibilitas di sekitar bandara hingga Rp1,1 triliun. Adapun, ketiganya ditarget selesai pada 2020.

Sementara, tutur Awaluddin, investasi ke depan untuk bandara yang sama antara lain pembangunan cargo village senilai Rp1,58 triliun, automated people mover system (APMS) tahap I sebesar Rp900 miliar, dan landasan gelinding silang sisi timur (east cross taxiway/ECT) tahap II sebanyak Rp800 miliar.

Di sisi lain, AP II juga sedang merencanakan pembangunan Terminal 4 CGK, yang fisiknya akan dikerjakan mulai 2021 dan tuntas pada awal 2024. Nantinya, terminal ini menjadi yang terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 40 juta penumpang per tahun.

Saat ini, pihaknya bersama dengan KSO Karya Bersama Nusantara akan merumuskan desain Terminal 4 dalam waktu 18 bulan ke depan, mencakup desain perencanaan teknis, struktur pembiayaan, dan desain penataan keseluruhan operasional. KSO Karya Bersama Nusantara adalah pemenang lelang perencanaan Terminal 4 yang terdiri dari PT Bina Karya, Yooshin Engineering Corporation, dan PT LAPI Divusi.

Sementara, lanjutnya, investasi untuk bandara lain juga tidak dikesampingkan. Pengembangan sisi darat dan udara masih berlangsung hingga 2020, antara lain untuk Bandara Minangkabau Padang, Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Bandara Silangit Siborong-borong, Bandara Kertajati Majalengka, dan Bandara Jenderal Besar Soedirman Wirasaba.

Proyek pengembangan yang akan rampung pada 2020 adalah Bandara Sultan Thaha Jambi, dengan nilai investasi senilai Rp303 miliar. Pengembangan mencakup perluasan area terminal penumpang pesawat menjadi 22.000 meter² sehingga kapasitas meningkat dari 1,6 juta penumpang per tahun menjadi 2,6 juta penumpang per tahun.  

Selain itu, terdapat pengembangan kapasitas terminal Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dengan investasi hingga Rp226 miliar. Proyek perluasan tersebut akan membuat luas terminal menjadi 44.000 meter² pada 2020 atau bertambah hingga 51,7% dari kondisi saat ini 29.000 meter².

"Kami akan tetap gencar melakukan investasi agar tidak terjadi lack of capacity seperti saat ini. Kondisi ini bisa terjadi karena dulu pada 1998 kami mengerem investasi, tetapi terjadi lonjakan permintaan hingga sekarang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper