Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Restrukturisasi TubanPetro, Begini Perspektif Kemenko Perekonomian

Restrukturisasi PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) atau TubanPetro merupakan langkah untuk mengurangi defisit neraca perdagangan.
Suasana kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019). PT Pertamina (Persero) berencana mengembangkan kawasan tersebut menjadi pusat industri petrokimia yang terintegrasi dengan kilang nasional./Antara-Moch Asim
Suasana kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019). PT Pertamina (Persero) berencana mengembangkan kawasan tersebut menjadi pusat industri petrokimia yang terintegrasi dengan kilang nasional./Antara-Moch Asim

Bisnis.com, JAKARTA - Restrukturisasi PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) atau TubanPetro merupakan langkah untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain itu langkah tersebut juga terkait dengan upaya peningkatan produktivitas aset industri petrokimia yang sudah ada.

“Restrukturisasi TubanPetro merupakan langkah awal bagi pemerintah untuk melepas ketergantungan impor produk-produk petrokimia,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna dalam keterangan resminya, Senin (23/12/2019).

Montty mengatakan anak perusahaan TubanPetro yaitu PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), PT. Polytama Propindo, dan PT Petro Oxo Nusantara (PON) akan memiliki peran lebih penting dalam memberikan pasokan bahan baku industri petrokimia di dalam negeri.

“Langkah-langkah pengembangan industri petrokimia tersebut akan segera terlaksana dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2019 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham PT TPI,” jelas Montty.

Data menyebutkan, saat ini Indonesia masih menjadi negara pengimpor untuk produk-produk petrokimia dan kimia dasar yang mencapai sekitar US$2,5 miliar pertahun sehingga menyumbang defisit neraca perdagangan tahun tersebut.

Defisit tersebut berasal dari produk Polyethylene, Ethylene, dan Polypropylene (bahan dasar untuk pembuatan plastik, tekstil, mainan, karpet, tali plastik, serat plastik, pipa PVC, kantong plastik, botol plastik pipa, cat dan lain-lain).

"Pada kunjungan ke Kilang TPPI, Presiden RI meminta percepatan pelaksanaan pengembangan PT TPPI dan menyelesaikannya dalam waktu 3 (tiga) tahun, sehingga dapat segera mengurangi Current Account Deficit,” terang Montty.

Pengembangan industri petrokimia nasional tersebut juga dilakukan dengan menggandeng PT Pertamina (Persero) dalam pengelolaan TubanPetro dan anak-anak usaha. Pasca rights issue, TubanPetro yang akan memiliki struktur modal yang sehat dan kuat dapat segera mengeksekusi sejumlah rencana usaha.

Dengan demikian, berbagai produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan petrokimia dalam negeri. Optimalisasi aset TubanPetro dalam jangka panjang pun diprediksi akan dapat menghemat devisa hingga US$ 6,6 miliar sampai tahun 2030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper