Bisnis.com, BOJONEGORO - Harapan ExxonMobil Cepu Limited untuk meningkatkan produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu menjadi 230.000 barel per hari (bph) masih terganjal perizinan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) di Pemerintah Daerah Bojonegoro.
Kepala Dinas ESDM Jawa Timur Setiadjit mengatakan investor perlu aktif menyampaikan kesulitan perizinan dan amdal sehingga pihaknya dapat memfasilitasi. Terkait revisi amdal Lapangan Banyu Urip, Setiadjit mengaku pihak Pemkab Bojonegoro belum menyampaikan usulan perubahan.
"Sepanjang dikirim dari pemerintah kabupaten ya cepat. Sekarang ini yang dari Pemkab Bojonegoro perlu didorong. Kalau perlu, saya sowan ke Bupati Bojonegoro soal ini [revisi amdal]," tuturnya, Selasa (17/12/2019).
Menurutnya, percepatan perizinan investasi migas menjadi penting, mengingat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpesan agar upaya peningkatan produksi migas dapat ditindaklanjuti dengan perizinan yang cepat.
Pada kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan sesuai dengan hasil high rate test (HRT), Lapangan Banyu Urip mampu memproduksi minyak sehingga 235.000 bph dengan aman.
Sebelum revisi amdal disetujui, ExxonMobil Cepu Limited hanya akan memproduksi minyak sesuai izin amdal yang berlaku, yakni 220.000 bph. Dwi tidak menyebut target khusus revisi amdal Lapangan Banyu Urip rampung, tetapi dia berharap semua proses perizinan dapat diselesaikan dengan cepat.
"Tentu nanti yang di Banyu Urip kami tahan dulu, diturunkan dulu," katanya.
Berdasarkan data SKK Migas, produksi siap jual (lifting) minyak Blok Cepu ditargetkan sebanyak 216.000 bph pada 2019. Hingga September lalu, realisasi lifting minyak Blok Cepu tercatat telah melampaui target, yakni sebanyak 216.011 bph.