Bisnis.com, TANGERANG — Triniti Dinamik menggelar prosesi tutup atap yang menandakan selesainya pembangunan konstruksi proyek apartemen The Smith yang berlokasi di Alam Sutera, Tangerang.
Presiden Direktur Triniti Dinamik Samuel S. Huang mengatakan bahwa hingga saat ini progres penjualan The Smith sudah mencapai lebih dari 75 persen. Pada akhir 2020, pengembang menargetkan dapat dilakukan proses serah terima.
“Kondisi pasar properti saat ini memang masih cukup berat, tetapi kami akan berupaya memacu penjualan pada akhir tahun ini,” ujarnya di sela-sela acara penutupan atap (topping off) The Smith, Kamis (12/12/2019).
Menurutnya, The Smith merupakan bangunan mixed-use yang terdiri atas 7 lantai perkantoran, 5 lantai small office home office (SOHO), dan 14 lantai residensial.
Dia optimistis properti yang dikembangkan itu bisa menarik minat pasar karena terletak di lokasi yang cukup strategi yaitu Alam Sutera.
“Saat ini kawasan Alam Sutera makin berkembang dan menjadi pusat hunian dan pusat bisnis terkemuka di kawasan barat Jakarta. Saat ini sejumlah proyek apartemen menengah atas sedang dikembangkan di kawasan tersebut,” ucapnya.
Baca Juga
Selain itu, dia menyatakan bahwa kehadiran banyak sekolah dan kampus bertaraf internasional di Alam Sutera turut memacu kebutuhan hunian di wilayah ini.
Oleh sebab itu, puluhan ribu mahasiswa dan para investor juga turut menjadi pasar potensial apartemen di kawasan ini.
Sejumlah kampus internasional yang berada di Alam Sutera antara lain Universitas Bina Nusantara (Binus) Binus-ASO School of Engineering yang bekerja sama dengan Jepang, Swiss-German University, dan Universitas Bunda Mulia.
PASAR MEMBAIK
Pada bagian lain, Samuel memperkirakan pasar properti yang menunjukkan tren membaik sejak kuartal ketiga 2019 terus berlanjut pada tahun depan.
Hal itu didukung situasi politik yang semakin kondusif pascaterbentuknya pemerintahan baru hasil Pilpres 2019, penurunan suku bunga acuan, serta kebijakan pelonggaran aturan loan to value (LTV) dan finance to value (FTV) yang efektif berlaku mulai akhir 2019.
Dia mengungkapkan bahwa kebijakan baru LTV dan FTV tersebut semakin mempermudah masyarakat untuk memperoleh akses pembiayaan perumahan khususnya untuk rumah kedua dan seterusnya.
Kebijakan ini terutama akan berdampak kepada segmen hunian menengah atas yang selama ini bergerak agak lambat.
“Sinyal pulihnya ekonomi sudah terlihat sejak pertengahan tahun ini sehingga kami melihat pasar properti pada 2020 akan lebih baik setelah sempat tertahan pada awal 2019 karena dinamika politik dan Pilpres. Tahun depan memberi kesempatan yang tepat untuk masyarakat membeli properti, baik untuk dihuni, maupun sebagai sarana investasi,” kata Samuel.
Bank Indonesia kembali akan melonggarkan LTV untuk kredit properti sebanyak 5 persen, sedangkan bagi properti berwawasan lingkungan akan diberikan tambahan keringanan rasio LTV FTV sebesar 5 persen.
Relaksasi baik LTV maupun FTV yang mulai berlaku efektif pada akhir tahun ini, kata Samuel, diperkirakan berdampak positif pada 2020.
CEO Triniti Land Ishak Chandra juga menyampaikan hal yang sama dan diharapkan tahun depan kondisi sektor properti sudah mulai pulih.
“Dilihat dari kondisi pasar yang ada, kami memperkirakan pasar properti di tahun 2020 bisa membaik tapi tidak dapat kembali lagi sebaik tahun 2010—2013.”
Hal ini, ujar Ishak, disebabkan faktor ekonomi regional yang cenderung melambat dan juga belum kembalinya pasar investor karena masih belum pulihnya kepercayaan terhadap pasar properti.
Selain didorong kebijakan yang dibuat pemerintah, rampungnya sejumlah proyek infrastruktur maupun transportasi, serta stabilitas politik dan keamanan yang lebih baik setelah pelantikan kabinet baru juga diharapkan menjadi pemicu bergairahnya kembali industri properti di dalam negeri.