Bisnis.com, JAKARTA–Pemerintah memproyeksikan perekonomian Indonesia masih akan tetap terdampak oleh perekonomian global pada 2020.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa perang dagang yang terjadi antara AS dan China tidak terjadi serta merta karena faktor ekonomi.
Suahasil mengatakan bahwa berdasarkan pembacaan pemerintah, perang dagang yang timbul antara dua negara disebabkan oleh faktor geopolitik. "AS tidak mau China maju terlalu kencang," ujar Suahasil dalam BNI-Bisnis Indonesia Business Challenges 2020 pada Senin (9/12/2019).
Oleh karena faktor geopolitik, tensi perang dagang diproyeksikan tidak berubah terlepas siapapun yang terpilih pada Pemilu AS yang akan dilaksanakan pada tahun depan.
Kabar baiknya, perekonomian Indonesia cenderung tidak terdampak oleh perekonomian global akibat rendahnya keterlibatan Indonesia pada perdagangan global.
"Jadi ketika perekonomian sedang booming, Indonesia tidak terlalu merasakan dampaknya. Begitu juga sebaliknya, ketika ekonomi global melambat dampaknya juga tidak terlalu besar. Jadi ini semacam blessing in disguise," ujar Suahasil.
Akibat perang dagang, pertumbuhan ekonomi global pada 2019 diproyeksikan hanya tumbuh 3% dan pertumbuhan perdagangan juga diproyeksikan hanya sebesar 1,1%, terendah sejak krisis global 2008. Meski demikian, perekonomian Indonesia pada 2019 masih mampu bertahan pada angka 5%.
Tahun depan, perekonomian global diproyeksikan bakal tumbuh 3,4% dengan pertumbuhan perdagangan pada angka 3,2%.