Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Tumbuh Lambat, Ekonomi Indonesia Dinilai Aman dari Ancaman Resesi

Menurut Wakil Ketua Umum Bidang Moneter, Fiskal, dan Kebijakan Publik Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Raden Pardede, kondisi ketidakpastian ekonomi global diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun depan. Hal ini akan berdampak negatif pada volume perdagangan Indonesia.
Pemandangan deretan gedung bertingkat di ibu kota terlihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2019 tumbuh sebesar 5,02 persen secara tahunan, capaian tersebut lebih rendah dari kuartal II 2019 yang mencapai 5,05 persen./ANTARA FOTO-Galih Pradipta
Pemandangan deretan gedung bertingkat di ibu kota terlihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2019 tumbuh sebesar 5,02 persen secara tahunan, capaian tersebut lebih rendah dari kuartal II 2019 yang mencapai 5,05 persen./ANTARA FOTO-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada 2020. Meski demikian, pertumbuhan moderat yang akan dicapai membuat Indonesia aman dari ancaman resesi.

Menurut Wakil Ketua Umum Bidang Moneter, Fiskal, dan Kebijakan Publik Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Raden Pardede, kondisi ketidakpastian ekonomi global diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun depan. Hal ini akan berdampak negatif pada volume perdagangan Indonesia.

“Ekspor bahan baku dan intermediate goods ke China akan berkurang, ekspor ke Amerika Serikat juga akan terbatas. Selain itu harga komoditas seperti minyak kelapa sawit dan batu bara juga masih rendah,” jelas Raden dalam acara PermataBank Indonesia Economic Outlook 2020: ‘Maintaining Resilience Amidst Global Uncertainty’di Jakarta pada Rabu (4/12/2019).

Pada sisi lain, sektor investasi dan pasar keuangan Indonesia diperkirakan mengalami sedikit kenaikan dibandingkan dengan 2019. Hal ini terlihat dari kenaikan capital inflow bila dibandingkan dengan tahun lalu.

Laporan Bank Indonesia (BI) menunjukkan, pada Oktober 2019 modal asing yang masuk ke Indonesia dalam bentuk investasi portofolio mencapai US$4,7 miliar. Sebagian besar dari dana asing tersebut masuk dalam bentuk surat utang negara (SUN) berdenominasi rupiah.

Selain itu, SUN yang dikeluarkan pemerintah selama 2019 terbilang sangat diminati oleh investor asing. Ia mengatakan, sejumlah investor dari luar negeri ada yang meminta pemerintah untuk meningkatkan intensitas lelang SUN karena kupon yang ditawarkan amat menarik.

“Hal ini juga yang membuat nilai tukar rupiah selama 2019 stabil dan ini yang bisa menjadi jalur perbaikan untuk Indonesia apabila nantinya terjadi gejolak global,” ujar Raden.

Melihat kondisi tersebut, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran 4,7% hingga 5%. Meski mengalami perlambatan, ia menilai angka pertumbuhan Indonesia masih relatif lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain.

“[Perekonomian] Indonesia masih cukup resilient pada tahun depan dan menurut saya kita aman dari ancaman resesi,” tutur Raden.

Sentimen senada juga diungkapkan oleh ekonom Bank Permata Josua Pardede. Menurutnya, Indonesia dapat bertahan dari ketidakpastian global berkat bauran kebijakan yang dikeluarkan oleh BI, Kementerian Keuangan, dan pemerintah secara keseluruhan.

Selain itu, perekonomian Indonesia yang masih bergantung pada konsumsi domestik juga membuat Indonesia tidak terlalu terdampak oleh faktor eksternal. Ia melanjutkan, pemerintah perlu menjaga dan meningkatkan konsumsi rumah tangga Indonesia agar ketahanan ekonomi negara tidak rentan.

Josua melanjutkan, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang baik pada tahun-tahun mendatang apabila dapat bertahan di tengah ketidakpastian global pada tahun depan. Sinkronisasi kebijakan antara BI, Kementerian Keuangan, dan pemerintah yang telah berjalan harmonis perlu terus dilanjutkan dan ditingkatkan.

“Apalagi, Indonesia juga memiliki kebijakan-kebijakan yang menjanjikan bagi para investor luar negeri seperti omnibus law atau tax allowance yang baru saja direvisi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper