Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah bakal mewujudkan setidaknya ada dua operator yang bisa memasok bahan bakar pesawat (avtur) di Indonesia guna menciptakan harga yang terjangkau.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan pemasok avtur tidak bisa hanya dilayani oleh satu pemain. Perlu ada pemain baru agar terjadi kompetisi, sehingga dapat bersaing dalam menciptakan efisiensi.
"[Pemasok] avtur nggak mungkin satu. Nanti kami lihat, paling tidak dua lah, jangan satu," katanya di sela-sela Rapat Kerja Kemenhub, Selasa (3/12/2019).
Luhut menambahkan akan membahas masalah avtur tersebut bersama para pemangku kepentingan. Operator avtur juga diminta untuk melakukan efisiensi biaya operasional agar harga jualnya bisa diturunkan.
Dia mempertanyakan harga avtur yang dijual di negara lain bisa lebih murah dibandingkan dengan di Tanah Air. Adapun, selisih harga avtur nasional dengan Singapura mencapai 35 persen.
Menurutnya, hal tersebut menunjukkan ada yang keliru dengan tata kelola perdagangan avtur di Indonesia. Pemerintah akan mencoba untuk memperbaiki dan mencarikan solusi.
Baca Juga
Luhut berpendapat banyak perusahaan yang berminat untuk memasok avtur bagi maskapai nasional. Kementerian terkait tinggal melakukan seleksi ketat sesuai dengan regulasi. "Jangan sampai [terjadi] monopoli. Di mana-mana monopoli tidak bagus," ujarnya.
Sampai saat ini, pemasok avtur dari Sabang hingga Merauke hanya dilayani oleh PT Pertamina. Selain menjual avtur, BUMN itu juga menyediakan sendiri infrastruktur penyediaan avtur di bandara.
Di mata internasional, pasar penerbangan Indonesia masih prospektif seiring dengan tuntutan mobilitas jumlah penduduk yang terus tumbuh.
Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (International Air Transport Association/IATA) memperkirakan pada 2036 Indonesia akan mengangkut 250 juta pemakai jasa penerbangan per tahun dan menduduki posisi kelima dari 10 besar dunia pasar penumpang angkutan udara.
Sementara itu, jumlah penumpang udara di seluruh dunia terus meningkat, melebihi 4,3 miliar perjalanan sepanjang 2018. Negara dengan kontribusi terbesar masih dipegang Amerika Serikat dengan 590 juta orang. Disusul China dengan 515 juta orang dan India sebanyak 116 juta orang.