Bisnis.com, JAKARTA – Eskalasi ketegangan hubungan dagang dan risiko geopolitik menyebabkan perlambatan ekonomi Eropa.
Dikutip dari Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III/2019 yang dikeluarkan Bank Indonesia, perekonomian Eropa pada kuartal III/2019, tumbuh stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya, yakni sebesar 1,2% (yoy).
Kendati demikian, rilis kedua pertumbuhan ekonomi kuartal III/2019 tersebut berpotensi untuk direvisi seiring dengan koreksi ke bawah pertumbuhan ekonomi Jerman dan pemburukan indikator manufaktur yang mencapai level terendah sejak 7 tahun.
“Perlambatan ekonomi Eropa terutama disebabkan oleh perlambatan ekspor dan investasi,” tulis Bank Indonesia dikutip, Senin (2/12/2019).
Bank Indonesia memerinci, risiko geopolitik di Eropa terkait Brexit juga menjadi fakto pendorong perlambatan ekonomi Eropa. Ekspor Eropa kembali melambat seiring ketidakpastian perekonomian global. Sementara itu, investasi Eropa, baik bangunan maupun nonbangunan melemah sejalan dengan sektor manufaktur yang mengalami perlambatan.
Adapun inflasi Eropa melambat seiring dengan pelemahan aktivitas ekonomi. Inflasi Eropa pada akhir kuartal III/2019 tercatat sebesar 0,8% (yoy), melambat dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,3% (yoy).
Pada Oktober 2019, inflasi Eropa kembali melambat, yakni tercatat sebesar 0,7% (yoy). Secara keseluruhan, inflasi semakin menurun menjauhi target ECB yaitu di bawah 2%, terutama dengan tren menurunnya harga minyak.
Inflasi yang rendah terutama didorong oleh penurunan tekanan inflasi makanan dan deflasi energi yang semakin dalam.