Bisnis.com, JAKARTA - Astra Infra, lini usaha infrastruktur PT Astra International Tbk., melansir bakal fokus pada peningkatan pelayanan di jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali).
CEO Tollroad Business Group Astra Infra, Kris Ade Sudiyono mengatakan langkah itu dilakukan seiring dengan posisi Astra Infra sebagai pemegang saham mayoritas di PT Lintas Marga Sedaya (LMS), operator Cipali.
Dia menjelaskan porsi kepemilikan Astra Infra di LMS kini mencapai 55 persen atau mayoritas. Sebelumnya, sejak 2017, Astra Infra menyempit 45 persen saham LMS melalui PT Bhaskara Sedaya Utama (BUS).
Kris menerangkan, Astra Infra bakal segera menerapkan berbagai keunggulan dan pengetahuan grup dalam pengelolaan operasional dan pemeliharaan jalan tol Cipali.
"Paralel dengan itu kami kami terus terbuka terhadap berbagai peluang investasi lain," ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat, (29/11/2019).
Untuk diketahui, Astra Infra punya lini usaha pengoperasian dan pemeliharaan, yaitu Astra Infra Solutions (AIS). Bidang usaha ini menawarkan jasa pengelolaan pendapatan jalan tol, pengaturan lalu lintas, dan pengelolaan aset. Salah satu ruas yang dikelola AIS yaitu ruas Jombang - Mojokerto.
Baca Juga
Sebelumnya, LMS sejak Oktober 2019 mengganti armada operasional dengan kendaraan gres guna meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan tol. Direktur Operasional LMS Agung Prasetyo mengatakan penggantian armada dilakukan pada kendaraan patroli, ambulan, dan derek.
Dia menambahkan, penggantian armada diharapkan bisa mendongkrak pelayanan kepada pengguna jalan tol Cipali, salah satu ruas penting di koridor Trans Jawa.
“Ke depan LMS akan terus melakukan perbaikan tidak hanya melalui program inovasi seperti 3E [Engineering, Enforcement dan Education] tetapi dengan peningkatan armada penunjang fasilitas yang lebih baik dengan desain yang lebih segar," ujarnya.
Di sisi lain, Kris mengungkapkan, Astra Infra tetap menjaga peluang kerja sama dengan UEM Group Berhad pada proyek lain di masa yang akan datang kendati kini tidak tidak lagi bermitra di LMS. Kris menyebut, peluang bermitra dengan LMS maupun calon mitra lain tidak sebatas pada pemeliharaan jalan tol.
"Kami tetap terbuka untuk bekerjasama dengan siapapun termasuk dngan UEM Group di bidang bisnis apapun," tutur Kris.
Sebagaimana diketahui, Astra Infra dan Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB) merampungkan transaksi jual beli shaam dengan PLUS Expressways International Berhad (PEIB) pada Kamis (28/11/2019).
Setelah transaksi tuntas, Astra Infra memegang porsi saham 55 persen di LMS sedangkan CPPIB sebese 45 persen. Adapun, UEM yang diwakili PEIB harus mengakhiri kiprahnya di belantika bisnis jalan tol tanah air.
Dalam catatan Bisnis.com, UEM mulai menanamkan modal di bisnis jalan tol sejak 2007. Pada 2013, jalan tol Cipali (d/h Cikampek-Palimanan) mulai dibangun dan resmi beroperasi 2 tahun kemudian.
Dalam 4 tahun beroperasi, jalan tol Cipali (117 kilometer) menyandang rekor jalan tol terpanjang di Indonesia sebelum dipecahkan oleh jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar (140,9 kilometer) dan jalan tol Terganggi Besar-pematang Panggang-Kayu Agung (189 kilometer).