Bisnis.com, PEKANBARU — Rencana pembukaan rute kapal roll on roll off atau RoRo Dumai—Melaka tahun depan perlu dibarengi dengan peningkatan fasilitas di Terminal RoRo Bandar Sri Junjungan. Saat ini, fasilitas terminal kurang memadai.
Berdasarkan pantauan Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019, Minggu (24/11/2019), gedung terminal terbilang semrawut. Sampah bertebaran di beberapa titik di sekitar ruang tunggu. Sampah juga terlihat di pangkal trestle atau anjungan akses masuk kendaraan.
Tidak ada loket tiket di gedung terminal. Kendaraan maupun penumpang tanpa kendaraan membayar tarif penyeberangan di loket serupa pos jaga di muka anjungan.
Panjang anjungan mencapai 800 meter menjorok ke laut. Sejumlah pekerja tampak hilir mudik mengerjakan perbaikan pedesterian bagi penumpang tanpa kendaraan.
Mulya, petugas lapangan dari Dinas Perhubungan Provinsi Riau, mengatakan bahwa saat ini fasilitas di terminal memang tengah dibenahi. Berdasarkan informasi dari laman Layana Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Riau, biaya rehabilitasi fasilitas pelabuhan mencapai Rp2,68 miliar.
Baca Juga
"Pintu antrean ini akan diperbaiki, aspal untuk kendaraan juga diperbaiki. Kalau ruang tunggu belum ada, belum tahu apakah dianggarkan atau tidak," tuturnya kepada Tim Jelajah.
Pemerintah telah menetapkan Bandar Sri Junjungan sebagai lokasi embarkasi dan debarkasi rute kapal RoRo Dumai—Melaka. Saat ini, terminal yang sudah beroperasi sejak 2010 itu hanya melayani rute domestik ke Pulau Rupat dan kapal cepat ke Batam.
Mulya mengatakan bahwa Pelabuhan Bandar Sri Junjungan melayani penyeberangan ke Pulau Rupat sebanyak 8—9 trip per hari. Jumlah itu didukung dua kapal RoRo, yaitu KMP Muria dan KMP Swarna Dharma. Waktu penyeberangan ke Pulau Rupat mencapai 90 menit, terdiri atas waktu muat di pelabuhan asal, waktu berlayar, dan waktu bongkar di pelabuhan tujuan.