Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenant Kuliner Jadi Strategi Andalan Mal Gaet Konsumen

Penambahan gerai kuliner tampaknya masih menjadi salah satu strategi yang digunakan oleh pengelola pusat belanja atau mal untuk menghadapi perubahan perilaku konsumen yang lebih memilih menghabiskan uangnya untuk keperluan rekreasi.
Mal Taman Anggrek/Jibiphoto
Mal Taman Anggrek/Jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA - Penambahan gerai kuliner tampaknya masih menjadi salah satu strategi yang digunakan oleh pengelola pusat belanja atau mal untuk menghadapi perubahan perilaku konsumen yang lebih memilih menghabiskan uangnya untuk keperluan rekreasi.

Salah satu mal yang melakukan strategi tersebut adalah Mal Taman Anggrek. Mal di Jakarta Barat yang menyasar segmen kelas menengah keatas tersebut terus berupaya menambah gerai kuliner untuk mengisi ruang-ruang kosong yang sebelumnya diisi oleh gerai-gerai ritel modern dari segmen fesyen atau toko serba ada (departement store).

Advertising & Promotions Manager Mal Taman Anggrek Elvira Indriasari mengatakan saat ini pihaknya sedang berupaya menambah porsi gerai kuliner baik restoran maupun gerai kecil yang hanya menyediakan opsi bungkus (takeaway).

"Fokus kami saat ini memang kuliner, karena memang saat ini konsumsi masyarakat lebih banyak untuk itu dibandingkan belanja-belanja fesyen, elektronik atau lainnya. Kami akan terus tambah gerai-gerai kuliner, termasuk yang kecil-kecil dan take away saja," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (20/11/2019).

Elvira tidak memberikan perincian berapa banyak gerai kuliner yang ada di Mal Taman Anggrek. Namun yang jelas, porsi gerai kuliner tidak lebih besar daripada gerai-gerai lainnya, khususnya fesyen.

"Saat ini masih terkonsentrasi di lantai bawah ada De Kitchen dan lantai atas ada [pujasera] yang konsepnya baru kami rombak menjadi Lima Lima ini," ujarnya.

Adapun Lima Lima merupakan transformasi dari pujasera yang ada sebelumnya. Gerai kuliner yang ada di Lima Lima saat ini jumlahnya mencapai 43 gerai dan sebagian besar diantaranya adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Sebagian besar adalah warung atau pedagang kaki lima legendaris di kalangan masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Lima Lima yang sudah dibuka sekitar 1 bulan ini responnya positif, pengunjung selalu ramai di akhir pekan dan jam-jam makan," ungkapnya.

Adapun, untuk sistem pembayaran di Lima Lima Elvira menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan dua jenis kartu deposit yang bisa diisi ulang di mesin swalayan atau gerai khusus. Kartu pertama adalah kartu hijau yang hanya berlaku di hari pembelian dan kartu jingga yang berlaku selama 1 bulan sekaligus berfungsi sebagai kartu anggota Lima Lima.


"Sistem ini dipilih dengan pertimbangan bahwa target konsumen bukan hanya kalangan muda saja yang paham teknologi finansial (tekfin). Tapi tidak menutup kemungkinan nantinya kami akan menggandeng tekfin karena mereka memang menawarkan banyak diskon ya," paparnya.

Selain itu, Lima-Lima bekerjasama dengan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga menyiapkan pop-up booth 'Chitato Cap 55' yang menawarkan menu spesial dan suvenir ekslusif. Adapun menu spesial yang dimaksud hidangan nasi dan mi dengan berbagai pelengkap atau topping dipadukan dengan keripik kentang Chitato.

"Di Lima Lima ini kami menawarkan menu makanan berat atau meals dengan berbagai topping dipadukan dengan produk Chitato, istimewanya ini untuk pertama kali kami lakukan ya," ujar Direktur PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Axton Salim.

Anton memaparkan pihaknya juga akan menyiapkan sejumlah titik yang bisa digunakan untuk membuat konten visual atau foto menarik untuk diunggah ke media sosial. Hal tersebut dilakukan sebagai strategi menggaet konsumen dari kalangan muda yang aktif menunjukkan eksistensinya lewat media sosial.

Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan I Gusti Ketut Astawa menyebut pihaknya selama ini telah memberikan dukungan kepada peritel modern lokal maupun UMKM agar bisa diterima dengan baik di pusat perbelanjaan di Tanah Air.

"Selama ini kami mempertemukan asosiasi pusat belanja dengan himpunan penyewa untuk mendorong pusat belanja memberikan ruang [kepada peritel modern lokal dan UMKM]," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rezha Hadyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper