Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Menilai Jika Investasi Dipermudah, Indonesia Bisa Tumbuh 7 Persen

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menekankan bahwa Indonesia dapat mengejar pertumbuhan ekonominya hingga 7 persen dengan memberikan akses pasar setara bagi pebisnis Amerika.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr mengamati karya dalam pameran foto jurnalistik Membidik Hubungan Bilateral AS-Indonesia Lewat Lensa Jurnalistik 1949-2019 di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Pameran tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke-70 hubungan diplomatik Amerika Serikat-Indonesia/ANTARA FOTO-Dhemas Reviyanto
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr mengamati karya dalam pameran foto jurnalistik Membidik Hubungan Bilateral AS-Indonesia Lewat Lensa Jurnalistik 1949-2019 di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Pameran tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke-70 hubungan diplomatik Amerika Serikat-Indonesia/ANTARA FOTO-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam kunjungannya beberapa waktu lalu, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menekankan bahwa Indonesia dapat mengejar pertumbuhan ekonominya hingga 7 persen dengan memberikan akses pasar setara bagi pebisnis Amerika.

Pernyataan ini disampaikan kembali oleh Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph Donovan pada Selasa (19/11/2019), di mana dia mengungkapkan bahwa perlakuan adil dan kesetaraan akses pasar akan meningkatkan peluang investasi asing bagi Indonesia.

Sepanjang 2013-2017 investasi asing langsung dari AS di Indonesia mencapai kisaran US$38,7 miliar atau sekitar Rp545 triliun.

"Kami ingin berinvestasi lebih banyak di Indonesia dan Presiden Joko Widodo telah menggarisbawahi targetnya untuk membuat investasi lebih mudah dan mendorong peluang inovatif untuk pengembangan sumber daya manusia," ujar Donovan, saat ditemui di Jakarta, Selasa (19/11).

Donovan mengungkapkan perusahaan-perusahaan Amerika terkadang harus berpikir dua kali untuk masuk ke Indonesia karena perubahan regulasi yang tidak diterapkan secara merata.

Andrew Shaw, Penasihat Urusan Ekonomi Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, mengungkapkan bahwa selain regulasi, kendala utama yang masih dijumpai perusahaan Amerika untuk melakukan bisnis di Indonesia adalah daftar negatif investasi yang panjang.

"Salah satu syarat yang diminta untuk melakukan bisnis di Indonesia adalah muatan lokal yang justru berbanding terbalik dengan tren saat ini di banyak negara. Padahal mereka [investor] ingin membangun rantai pasokan yang lebih luas," katanya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya juga telah mengindentifikasi sejumlah isu yang menghambat bisnis asing untuk melakukan ekspansi di Indonesia, seperti menyiapkan regulasi yang lebih transparan.

Pemerintah AS juga berkomitmen untuk memperdalam keterlibatannya dengan Indonesia di sejumlah sektor ekonomi, di mana bisnis AS menunjukkan ketertarikan mereka untuk meningkatkan investasinya pada beberapa sektor utama seperti infrastruktur, energi, kesehatan, dan teknologi.

Donovan menambahkan bahwa cara terbaik untuk menarik lebih banyak investor untuk datang ke Indonesia adalah dengan memperlakukan pengusaha AS eksisting secara adil.

"Jika mereka diperlakukan adil dan ada potensi yang menjanjikan bagi bisnisnya, minat terhadap investasi di Indonesia akan ikut meningkat," ujarnya.

Amerika Serikat merupakan investor terbesar di kawasan Indo-Pasifik, dengan estimasi jumlah investasi sepanjang 2018 di Asean saja lebih dari US$271 miliar. Nilai tersebut lebih tinggi dari investasi AS di China maupun Jepang.

Di Indonesia, AS juga merupakan sumber penanaman modal asing terbesar. Sepanjang periode 2013-2017 nilainya diperkirakan mencapai US$38,7 miliar atau sekitar Rp545 triliun.

"Kami berharap untuk menggandakan nilai perdagangan dengan Indonesia dari US$30 miliar per tahun menjadi US$60 miliar," kata Donovan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper