Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengemudi Ojek Online Membeludak, Ini Langkah Menhub Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan pihaknya akan kembali melakukan koordinasi dengan para aplikator, Gojek dan Grab, untuk membatasi pertumbuhan pengemudi ojek daring.
Suasana demonstrasi ojek online di kompleks Parlemen DPR, Senin (23/4/2018)./JIBI- Jaffry Prabu Prakoso
Suasana demonstrasi ojek online di kompleks Parlemen DPR, Senin (23/4/2018)./JIBI- Jaffry Prabu Prakoso

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan akan membatasi jumlah pengemudi ojek daring mengingat maraknya aplikator baru yang menjadi penantang dua raksasa Gojek dan Grab.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan pihaknya akan kembali melakukan koordinasi dengan para aplikator Gojek dan Grab untuk membatasi pertumbuhan pengemudi terutama pengemudi ojek daring atau sering disebut ojek online (ojol).

"Keseimbangan juga penting kalau melebihi berakibat mengganggu lalu lintas dan mengurangi pendapatan para penarik ojol. Jadi, saya sampaikan untuk kurangi penambahan," katanya, Selasa (12/11/2019).

Menhub engatakan sudah menginstruksikan jajarannya membangun tempat pemberhentian dikerjasamakan dengan perusahaan aplikator khususnya untuk wilayah DKI Jakarta menggandeng Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Budi Karya mencontohkan aktivitas ojol di daerah Palmerah, Jakarta Selatan perlu ditata dalam menaikan penumpang agar tidak menyebabkan kemacetan. "Saya minta bagaimana ambil penumpang dimana menunggu, mangkal musti diawasi," tuturnya.

Sebelumnya, kompetisi transportasi dalam jaringan semakin ketat dengan kedatangan berbagai pemain baru di sektor ini, seleksi alam akan menjadi sesuatu yang tak dapat dihindarkan.

Berdasarkan pantauan Bisnis.com, Selasa (17/9/2019), setidaknya terdapat lebih dari 20 aplikasi transportasi daring selain Gojek Indonesia dan Grab Indonesia yang menjadi dua raksasa dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.

Jumlah tersebut mencakup transportasi daring yang berbasis daerah seperti Gorontalo Jek, Ko-Jek (Kalimantan), Si-Jek (Situbondo), Pas-Jek (Kota Sampit), dan Greenjek (Karawang).

Direktur Center for Sustainable Infrastructure (CSID) UI, Mohammed Ali Berawi, menuturkan persaingan pendatang baru untuk mendapatkan pasar otomatis akan berjalan sangat kompetitif mempertimbangkan dominasi dari Gojek dan Grab yang sudah ada.

"Persaingan bisnis ini dengan sendirinya akan mengalami seleksi alam, sehingga dipastikan penyedia bisnis yg mempunyai ketahanan modal, berdaya saing dan inovatif yang akan mampu bertahan dalam pasar digital," tuturnya.

Persaingan ini, terangnya, akan ditandai berbagai strategi dan langkah taktis dari pihak aplikator, termasuk melalui promosi potongan harga, bonus dan berbagai jasa layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Selain itu, perekrutan mitra melalui pemberian fasilitas, insentif dan skema bagi hasil yang menarik tentu akan menarik perhatian para mitra.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper