Bisnis.com, JAKARTA – Saham Boeing berhasil mencatat kenaikan terbesar sejak Juni pada perdagangan Senin (11/11/2019) didorong optimisme atas kembalinya layanan penerbangan komersial pesawat jet 737 MAX.
Juru bicara Boeing Gordon Johndroe pada Senin mengatakan otoritas penerbangan Amerika Serikat Federal Aviation Administration (FAA) berada di jalur untuk mensertifikasi rancangan ulang perangkat lunak kontrol penerbangan pada pertengahan Desember mendatang.
Langkah tersebut dapat memungkinkan Boeing untuk mulai mengirimkan jet-jet barunya yang disimpan selama ini karena pemberlakuan larangan terbang.
Larangan secara serentak diberlakukan di penjuru dunia setelah pesawat Boeing 737 MAX yang dioperasikan Ethiopian Airlines menghantam daratan Ethiopia beberapa menit tak lama usai lepas landas pada Maret 2019.
Hanya berselang kurang dari lima bulan sebelumnya, pesawat bermodel sama milik Lion Air terjun bebas ke dinginnya perairan Laut Jawa. Total 346 nyawa melayang akibat dua kecelakaan tragis ini.
Namun layanan penerbangan komersial 737 MAX sendiri tidak akan diizinkan kembali berjalan sampai pihak regulator menandatangani materi pelatihan terbaru untuk pilot yang diperkirakan akan dilancarkan pada Januari.
Baca Juga
Boeing juga menyadari akan membutuhkan waktu bagi maskapai-maskapai penerbangan untuk mempersiapkan jet-jet yang tersimpan itu beroperasi dan terbang.
“Kami lihat rata-rata secara global pesawat jet MAX RTS (return to service) pada Maret 2020,” tutur analis Bank of America Corp. Ron Epstein dalam sebuah laporan, seperti dilansir dari Bloomberg.
Menurut Epstein, diperlukan tingkat koordinasi yang tinggi antara FAA dan regulator-regulator penerbangan global lainnya untuk menentukan jadwal.
Tetap saja, kabar ini mampu meredakan kegelisahan investor atas prospek 737 MAX, jet terlaris sekaligus sumber laba utama Boeing.
Saham Boeing pun melonjak 4,5 persen menjadi US$366,96 pada penutupan perdagangan Senin (11/11) di New York, kenaikan terbesar sejak 18 Juni.
Terlepas dari hal ini, masih banyak PR yang Boeing harus lakukan. Pernyataan sebelumnya tentang kembalinya layanan MAX terbukti terlalu optimistis.
Perusahaan masih harus mengevaluasi bagaimana pilot menangani tekanan kokpit. Para penyelidik menyoroti problem "faktor manusia" setelah kru pesawat dalam dua kecelakaan fatal itu diketahui berjuang keras mengatasi perangkat lunak kontrol penerbangan di tengah hiruk-pikuk alarm.
Pelanggan terbesar untuk jet MAX, Southwest Airlines Co., menyuarakan kesan lebih hati-hati tentang kapan pesawat itu dapat kembali melayani penerbangan.
“Saya masih tidak terlalu yakin tentang pertengahan Desember. Kita jelas perlu memberi FAA waktu yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka dan mendukung mereka sebisa mungkin,” papar CEO Southwest Gary Kelly.
Tapi Kelly juga menyiratkan kepercayaan diri mengenai progres Boeing untuk memenangkan persetujuan pihak regulator atas rancangan ulang jet MAX.
"Seiring dengan berjalannya waktu, saya semakin yakin bahwa kita berada di jalur untuk mendapatkan pesawat itu kembali ke udara,” kata Kelly.
Southwest dan American Airlines Group Inc. telah mengungkapkan rencana mereka untuk tidak menggunakan jet MAX dalam jadwal penerbangan mereka hingga awal Maret 2020, sekitar setahun sejak larangan terbang untuk pesawat ini berlaku di seluruh dunia.