Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Malaysia Pertahankan Suku Bunga Acuan

Bank sentral Malaysia memutuskan mempertahankan suku bunga acuannya dalam pertemuan kebijakan moneter terakhir untuk 2019. Langkah ini diambil sebagai antisipasi dalam beberapa bulan mendatang jika ekonomi global memburuk.
Ringgit
Ringgit

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Malaysia memutuskan mempertahankan suku bunga acuannya dalam pertemuan kebijakan moneter terakhir untuk 2019. Langkah ini diambil sebagai antisipasi dalam beberapa bulan mendatang jika ekonomi global memburuk.

Dalam pernyataannya, Selasa (5/11/2019), Bank Negara Malaysia (BNM) memutuskan mempertahankan suku bunga overnight pada 3 persen.

Keputusan ini sejalan dengan prediksi 16 dalam 25 ekonom dalam survey Bloomberg, sedangkan sembilan ekonom lainnya memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.

“Pada tingkat saat ini, sikap kebijakan moneter tetap akomodatif dan mendukung kegiatan ekonomi,” jelas BNM, seperti dilansir melalui Bloomberg.

Malaysia adalah salah satu dari negara di Asia yang pertama kali melonggarkan biaya pinjamannya tahun ini. Sejumlah ekonom memperkirakan BNM akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut tahun depan ketika pertumbuhan global memburuk.

Ekspor menunjukkan tekanan dari ketegangan perdagangan AS dan China dan perlambatan global, dengan mencatat penurunan terbesar dalam tiga tahun pada bulan September.

Setelah pertumbuhan yang mengejutkan pada kuartal kedua, ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan lebih teredam sepanjang sisa 2019, dengan perkiraan median 4,4% dan 4,1% masing-masing pada kuartal ketiga dan keempat.

Menurut BNM, pertumbuhan ekonomi Malaysia diperkirakan akan berada dalam proyeksi pada 2019 dan lajunya berkelanjutan hingga 2020, didukung oleh investasi sektor swasta.

“Perkiraan pertumbuhan tunduk pada risiko penurunan, terutama karena ketidakpastian ekonomi global,” tambahnya.

Sementara itu, tingkat inflasi tetap teredam, rata-rata 0,6 persen sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini akibat penurunan biaya transportasi. Angka itu di bawah perkiraan pemerintah sebesar 0,9 persen untuk keseluruhan tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper