Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sampah Disebut Bikin Kunjungan Turis Asing ke Bali Merosot

Bali menghasilkan sekitar 1,6 juta ton sampah per tahun dan 20 persennya adalah sampah plastik.
Penanganan sampah./Istimewa
Penanganan sampah./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang memiliki peran besar terhadap industri pariwisata terbilang sangat besar, khususnya yang berorientasi pada turis mancanegara.

Sayangnya, pada 2019 jumlah kunjungan wisman ke Bali mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, jumlah kunjungan wisman ke Bali pada semester I/2019 hanya 2,84 juta, turun 1,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, jumlah kunjungan wisman selalu meningkat setiap tahun.

Berbagai alasan bisa menjadi penyebab berkurangnya jumlah kunjungan wisman, mulai dari faktor eksternal sepertiperang dagang internasional, pengaruh tarif penerbangan, hingga gejolak politik di Indonesia.

Serta faktor internal, salah satu alasannya karena faktor sampah. Bali menghasilkan sekitar 1,6 juta ton sampah per tahun dan 20 persennya adalah sampah plastik.

Sadar akan kondisi tersebut Bir Bintang, menggandeng aktivis lingkungan Gary Bencheghib, pendiri Make A Change World meluncurkan kampanye untuk memperkenalkan budaya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab untuk melindungi Bali.

Kampanye ini juga akan mencakup pemasangan 100 trash booms di sekitar Bali –solusi teknologi terjangkau untuk jebakan sampah – yang dikembangkan perusahaan startup lingkungan asal Jerman, Plastic Fisher.

Trash booms secara efektif dapat menghentikan sampah masuk ke sungai, saluran air, dan pantai Bali.

“Ini adalah komitmen kami untuk mendukung pariwisata Indonesia dan memastikan Bali terus menjadi tujuan bintang. Kami percaya cara terbaik untuk mencegah sampah ke pantai dan laut dimulai dari budaya perilaku kelola sampah yang bertanggung jawab dan mencegah sampah ke sungai,” ujar Mariska van Drooge, Marketing PT Multi Bintang Indonesia Niaga, dalam siaran Selasa (5/11/2019).

Gary Bencheghib mengatakan, dirinya telah melakukan ekspedisi selama 10 tahun terakhir di beberapa sungai paling tercemar di dunia.

“Kami telah melihat sendiri perlunya tindakan sesegera mungkin. Jadi, untuk merayakan sepuluh tahun berdiri, kami sangat senang untuk berkontribusi ke tempat awal semuanya dimulai yaitu Bali,” katanya.

Sementara itu, Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Safri Burhanuddin mengaku sangat senang dengan adanya gerakan dan kampanye seperti ini.

“Kami sangat menghargai usaha masyarakat yang didukung oleh swasta seperti ini,” tuturnya.

Sebagai permulaan, akan ada tiga trash booms sungai di anak-anak Sungai Ayung, jalur air terpenting di Bali.

Trash booms pertama telah dipasang di Sungai Ye Poh di Desa Kerobokan Kelod. Sedangkan, trash booms yang lain akan dipasang beberapa minggu mendatang dan selanjutnya akan diikuti oleh kampanye edukasi interaktif soal tata kelola sampah untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya untuk tidak membuang sampah di sungai.

“Kami menciptakan trash booms yang efektif dan terbuat dari bahan-bahan lokal untuk memberikan solusi pengumpulan sampah di sungai yang sederhana dan efisien sesegera mungkin. Alat ini mudah dirakit dan dirawat. Sebelumnya, kami telah berhasil mengimplementasikan ini di Sungai Citarum,” kata Moritz Schulz, Leading Engineer Plastic Fischer.

Untuk melacak perkembangan dan keefektifan kegiatan ini, sebuah platform online bernama River Watch diaktifkan untuk memantau sungai dan memberikan edukasi publik. Platform online ini diharapkan menjadi platform sungai bersih di seluruh dunia.

Sebagai sebuah merek, Bir Bintang terus menerus menemukan cara untuk memperbaiki jejak lingkungannya. Semua botol Bir Bintang dapat dikembalikan dan digunakan kembali. Kaleng dan tutup botol Bintang juga terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang dengan mudah.

Kampanye ini akan mencakup ekspedisi untuk melacak jalur air sungai Ayung, serta pemutaran film dan video edukasi publik di pasar tradisional dan banjar setempat, pembersihan komunitas dan sesi edukasi. Proyek ini didukung oleh kelompok lingkungan, berbagai influencer Bali, seniman, pemerintah Bali, dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper