Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Wapres Ma'ruf Amin Kembangkan Ekonomi Syariah

Saat ini Indonesia telah menjadi negara terbesar di dunia yang menggunakan surat utang berbasis syariah (Sukuk). Peran terbesar ini akan di perluas terhadap semua sektor layanan keuangan lainnya.
Ma'ruf Amin saat penyampaian Visi Indonesia di Sentul Bogor/Bisnis-Arif Budisusilo
Ma'ruf Amin saat penyampaian Visi Indonesia di Sentul Bogor/Bisnis-Arif Budisusilo

Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia dapat memgambil peran sebagai pusat ekonomi syariah baru di dunia.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menuturkan saat ini Indonesia telah menjadi negara terbesar di dunia yang menggunakan surat utang berbasis syariah (Sukuk). Peran terbesar ini akan di perluas terhadap semua sektor layanan keuangan lainnya.

"Kita sudah terbesar di dunia sukuknya. Kita ingin juga perbankannya, asuransinya, pasar modalnya itu menjadi besar," kata Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Untuk mewujudkan Indonesia sebagai penyelenggara sistem keuangan berbasis syariah terbesar di dunia, sejumlah upaya akan dilakukan. Pemerintah, kata Ma'ruf, akan mendorong lahirnya pusat-pusat kawasan industri yang memproduksi produk halal.

Kawasan industri halal ini akan didukung dengan pusat perdagangan halal. Kawasan pusat pamer produk halal akan menjadi etalase produk di Indonesia yang dikembangkan dalam kawasan industri halal.

"Kita [Indonesia] harus jadi produsen halal artinya kita harus membangun [industri] produk-produk halal bukan hanya untuk konsumen dalam negeri tapi juga ekspor," kata Ma'ruf.

Penguatan ekonomi syariah juga akan dilakukan dengan optimalisasi layanan sosial berdasarkan syariah seperti zakat dan wakaf.

Hingga 2019 dana zakat yang terkelola baru mencapai Rp8 triliun. Jumlah ini setara 5 persen dari potensi pengumpulan zakat secara nasional.

"Jadi 95 persen lagi belum terkumpul, [potensi zakat] itu untuk dana membangun pengembangan masyarakat, wakaf juga potensi kita besar," kata Ma'ruf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper