Bisnis.com, JAKARTA — Astra Infra, lini usaha infrastruktur PT Astra International Tbk., siap melakukan ekspansi bisnis pelabuhan seiring rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.
CEO Toll Road Business Group Astra Infra Krist Ade Sudiyono mengatakan bahwa bisnis pelabuhan menjadi salah satu fokus perseroan di samping jalan tol. Saat ini, lini usaha pelabuhan Astra Infra dijalankan PT Pelabuhan Penajam Banua Taka (PPBT). Pelabuhan ini juga dikenal dengan nama Astra Infra Port Eastkal.
"Kami punya license pelabuhan umum. Saat ada pembangunan ibu kota baru, kan butuh alat [dan material]. Harapannya [bongkar alat dan material] bisa lewat pelabuhan kami," ujarnya, Selasa (29/10/2019).
Baca Juga
Dia menambahkan bahwa saat ini pelabuhan yang dikelola Astra Infra di Penajam memiliki lahan seluas 95 hektare. PPBT juga mengelola gudang, bengkel, dan dermaga sepanjang 200 meter yang bisa disandari kapal berbobot 10.000 DWT (dead weight tonnage).
Untuk kebutuhan ekspansi, Krist menyebutkan bahwa Astra Infra membidik tambahan lahan seluas 100 hektare. Namun, kepastian terkait rencana ekspansi ini juga bakal tergantung pada peluang di lapangan. Namun, dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, disebutkan hingga tahun depan, Astra Infra berniat memperluas lapangan terbuka atau open yard dan memperpanjang dermaga 350 meter hingga 400 meter.
Sejauh ini, Astra Infra Port Eastkal berfungsi sebagai shore base untuk industri minyak dan gas, industri pertambangan, dan grup bisnis Astra. Hingga tahun lalu, PPBT memiliki kontrak berjalan dengan enam perusahaan kontraktor migas, yakni Saka Energy-South Sesulu, Eni East Sepinggan, MI-Swaco (Schlumberger Group), Halliburton, COSL, dan Dowell.