Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina EP melalui Asset 3 Tambun Field metode baru untuk mengatasi kandungan tingginya kandungan H2S pada produksi gas.
Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi tingginya impurities gas sangat berdampak pada kualitas penjualan karena adanya kandungan hidrogen sulfida (H2S) yang fluktuatif (43 ppm sampai 120 ppm).
Adapun Pertamina EP Asset 3 Tambun Field mempunyai wilayah operasi di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang dengan produksi minyak bumi sebanyak 1.799 bopd dan gas sebanyak 34,88 MMscfd.
“Dari studi literatur yang dilakukan ditemukan beberapa bahan/material yang dapat bereaksi dengan H2S,” tutur General Manager Pertamina EP Asset 3 Wisnu Hindadari mengutip keterangan resmi, Selasa (29/10/2019).
Menurut Wisnu, pada invensi ini disediakan suatu metode dan alat yang dapat dipergunakan sebagai adsorber H2S dengan memanfaatkan bahan-bahan besi oksida (Fe2O3), kapur (CaCO3), karbon aktif, dan air (H2O) sebagai bahan dasarnya dan akan membentuk campuran burket (bubur lengket). Burket inilah yang akan digunakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya dapat mengatasi impurities H2S tersebut.
Selain itu, inovasi yang dilakukan adalah redesign vessel idle (over capacity asset) menjadi multi ports spreading scrubber system sebagai media perfect contact antara gas yang mengandung H2S dan slurry (bubur). Desain ini sesuai dengan standar ASME Section VIII, Section IX, dan API 510 dan ASTM D 1072 Standard Test Method for Total Sulfur in Fuel Gasses.
Menurut Wisnu, inovasi ini berpotensi untuk replikasi di lokasi lain yang memiliki permasalahan H2S sejenis, serta berpeluang besar untuk dilakukan paten baik invensi burket maupun desain vessel yang unik sebagai kesatuan sistem karena belum ada ditemukan sistem yang sejenis di dunia migas.
Sistem ini didesain sehingga sistem operasi produksi di stasiun pengumpul (SP) Tambun eksisting tidak terganggu. Dengan demikian, volume produksi gas yang dialirkan ke konsumen tetap terjaga.
“Sistem tersebut merupakan ide dari tim di Tambun Field,” ujarnya.
Dia menjelaskan, Pertamina EP Asset 3 awalnya mencari alternatif solusi masalah kandungan H2S yang tinggi (rata-rata 12,37 ppm) di Tambun Field. Pasalnya, ambang batas yang diperbolehkan untuk perjanjian jual beli dengan konsumen sebesar 8 ppm.
Awalnya H2S ditangani dengan sistem injeksi chemical H2S scavenger sebanyak 250 liter per hari.
“Tim kami pun melakukan studi literatur bahan-bahan yang dapat mengabsorbsi dan bereaksi secara kimia dengan H2S. Selanjutnya dilakukan riset dan uji coba terhadap bahan-bahan tersebut dan menemukan campuran yang paling efektif sebagai adsorber,” ujarnya.
Wisnu menjelaskan bahwa vessel adsorber H2S sudah diimplementasikan sejak April 2019 dan berhasil menurunkan ketergantungan chemical H2S scavenger dari 250 liter per hari menjadi 100 liter per hari dengan penghematan senilai Rp1,42 miliar.
“Kami menggunakan vessel yang dimodifikasi, bukan menggunakan vessel yang dibeli sebesar Rp1,275 miliar sehingga secara total penghematan per tahun sekitar Rp 2,69 miliar,” ujar Wisnu.